Khofifah: Pengurus Muslimat yang Jadi Tim Sukses Harus Non-aktif
Senin, 31 Mei 2004 | 07:44 WIB
Jakarta, NU Online
Pucuk Pimpinan Muslimat Nahdlatul Ulama menginstruksikan kepada jajaran di bawahnya untuk segera non-aktif dari kepengurusan bagi yang terlibat dalam tim sukses pemilu presiden mendatang.
"Selama proses kampanye dan pemilu berlangsung, mereka yang terlibat dalam tim sukses Capres-Cawapres harus non-aktif sebagai pengurus Muslimat di setiap tingkatan,"jelas Ketua Muslimat NU Dra Hj Khofifah Indarpawansa kepada wartawan di Graha Nahdliyah PBNU Jakarta, Senin.
<>Khofifah yang didampingi segenap jajaran pengurus teras Muslimat itu juga menyatakan mengundurkan diri tim sukses Wiranto-Gus Solah. Ia menjelaskan, sikap yang diputuskan ini merupakan bentuk "qiyas" dari keputusan sebelumnya dalam hal pemilu legislatif. Seperti diketahui, dalam pemilu legislatif, pengurus NU dan badan otonom serta lembaga di bawahnya yang jadi caleg atau yang kampanye untuk partai tertentu, harus non-aktif dahulu.
Selain itu, Khofifah juga menyatakan bahwa sebagai badan otonom di bawah NU, Muslimat secara resmi kelembagaan tidak terlibat dalam dukung mendukung salah satu calon presiden maupun wakil presiden.
"Seperti diketahui, dalam pemilu mendatang setidak ada empat kader NU yang maju. Ada Pak Hasyim, Gus Solah, Pak Yusuf Kalla dan Pak Hamzah. Semua kader NU dan Muslimat tidak dalam posisi mendukung salah satunya,"lanjut matan menteri pemberdayaan perempuan itu.
Sikap tegas Muslimat dalam hal penon-aktifan ini perlu diambil sebab, nyatanya, tidak sedikit pengurus Muslimat yang sudah tersebar di berbagai partai, menjadi tim sukses capres tertentu. "Mereka ada yang ke SBY, ada yang ke Pak Hasyim dan Gus Solah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sikap tegas ini kami ambil,"ujar Khofifah lagi. (MA)