Warta

KH Muhaiminan Gunardo Meninggal Dunia

Rabu, 3 Oktober 2007 | 00:11 WIB

Temanggung, NU Online
Innalillahi wa inn ailaihi raajiuun, kiai sepuh dari Parakan, Temanggung, KH Muhaiminan Gunardo, petang kemarin sekitar pukul 17.30 meninggal dunia di rumahnya kompleks pondok Kiai Parak, Kauman Parakan. Almarhum meninggal setelah beberapa hari lalu sempat menjalani rawat inap di RS Kariadi Semarang karena sakit liver.

Semalam jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka, dengan ditunggui istri, anak-cucu dan para kerabat serta para santri pondok yang diasuhnya itu. Rencananya, jenazah akan dikebumikan di pemakaman umum Kiai Parak, Parakan, pada hari ini sekitar pukul 08.00, setelah sebelumnya dilakukan upacara pemakaman.

<>

Mbah Hinan, panggilan akrab KH Muhaiminan Gunardo, dilahirkan di Parakan, 74 tahun lalu. Dia meninggalkan seorang istri, Hajjah Jayidah Muhaiminan, 4 orang anak laki-laki dan 2 orang perempuan. Selain dikenal sebagai kiai karismatik, dia juga merupakan pendiri dan pengasuh pondok pesantren Kiai Parak.

Sedangkan aktivitas berdakwah menjadi kegiatan utamanya selama ini. Selain di Kabupaten Temanggung sendiri, dia seringkali diundang ke kota-kota lain di Jawa Tengah, terutama di kawasan pantura, bahkan juga di luar Jawa. Sejumlah tokoh masyarakat dan pejabat sering berkunjung ke kediamannya untuk mendapatkan nasihat-nasihat.

Ahli Hikmah

Selama ini masyarakat lebih mengenal Mbah Hinan selain sebagai alim ulama yang ahli di bidang agama juga ahli di bidang ilmu hikmah. Tak sedikit yang berhubungan dengan almarhum berkaitan dengan ilmu kekebalan untuk pertahanan diri bahkan tak sedikit yang berkaitan dengan kedudukan dan jabatan. Kiai khos itu telah tiada, selamat jalan Mbah Hinan.

Dunia politik pernah digelutinya dengan menjadi salah seorang pengurus Dewan Syuro DPP PKB sebelum terjadi konflik. Ketika PKB pecah menjadi PKB kubu Muhaimin Iskandar dan Alwi Shihab, dia berafiliasi ke PKB Alwi Shihab.

Adapun di lingkungan NU almarhum masih menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Jam'iyyah Ahlut Tariqah al Muqtabaroh An-Nahdliyyah serta pimpinan Tariqah Syadzaliyah.

Sementara itu, Bupati Temanggung Irfan mengatakan, KH Muhaiminan Gunardo merupakan seorang tokoh panutan yang sangat dikenal masyarakat luas. Selain itu, beliau juga banyak memberikan sumbangan spiritual bagi kehidupan masyarakat dan perhatian kepada dunia birokrasi.

''Dengan wafatnya KH Muhaiminan Gunardo, bupati dan masyarakat Kabupaten Temanggung merasa kehilangan,' ' tutur Bupati, sembari berdoa agar wafatnya dalam keadaan khusnul khatimah. Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wakfuanhu. Amin. (Suara Merdeka)


Terkait