Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jember Sujatmiko memimpin Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama. Agenda pertama menghadapi ancaman politik globalisasi.
Sujatmiko merasa terhormat memimpin Lesbumi. Lembaga ini dinilainya sebagai lembaga kesenian yang legendaris. Lesbumi memiliki peran strategis untuk menghadapi gerusan modernitas terhadap budaya lokal.<>
"Kita sedang menghadapi politik globalisasi yang mengancam integritas dan kepribadian kita. Politik globalisasi menyerang semua sisi kehidupan, dan tak lepas dari faktor budaya. Srus budaya yang kuat bisa mempengaruhi perilaku masyarakat," kata Sujatmiko seperti dilansir beritajatim.com.
Lesbumi menilai media massa, terutama elektronik seperti televisi, berperan penting menyebarkan pengaruh budaya global. "Kita disuguhi tayangan-tayangan bernuansa pragmatis, kekerasan, dan bahkan aib orang pun diekspos sekarang," kata Sujatmiko.
Salah satu yang berpotensi memberikan pengaruh budaya global itu adalah Jember Fashion carnaval. "Kalau kita tak selektif dalam meramu kesenian pertunjukan itu sesuai dengan nafas masyarakat Jember yang relijius, bisa membawa anak-anak ke arah negatif," kata Sujatmiko.
Namun, bukan berarti Sujatmiko menolak JFC. Ia hanya menyarankan agar JFC lebih menggali kekayaan budaya masyarakat Jember. "Selama ini, JFC kurang menggali lokalitas. Sentuhan mereka sentuhan luar semua," katanya. Lesbumi bermaksud membangun komunikasi dengan penyelenggara JFC untuk memberikan saran mengenai hal itu.
Dari sini, Sujatmiko menyarankan agar semua pegiat seni tradisi dan pemerintah kabupaten duduk bersama. Dewan Kesenian Jember (DKJ) yang dibiayai dengan APBD harus bisa merangkul semua kelompok.
Lesbumi mendukung setiap upata untuk mengembangkan budaya di Jember yang bernuansa relijius. Sujatmiko mendukung program Bulan Berkunjung Jember sebagai momentum wisata. Namun, ia melihat seniman lokal di Jember, terutama dari kesenian tradisional, belum optimal dilibatkan.
"Rencana kerja Lesbumi awal adalah menyamakan persepsi dulu, bagaimana menata pengembangan seni budaya di Jember. Kami akan menginventarisasi dan memetakan potensi seni tradisional dan strategi pengembangannya," kata Sujatmiko. (mad)