Tegal, NU Online
Sejumlah 14 Baitul Mal wa Tanwil (BMT) milik Nadhlatul Ulama dan 1 Bank Syariah Mandiri (BSM) yang tergabung dalam Forum silaturahmi (Forsila) menggelar acara yang bertajuk halal bihalal yang ditempat di Gedung PC NU Kabupaten Tegal, Ahad (26/9).
Didaulat sebagai penceramah adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Tegal KH Chambali Utsman. Dalam penuturanya Kiai Chambali mengatakan, kehadiran BMT harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan umat Islam pada umumnya, serta kepada warga Nahdliyin pada khususnya. Karena menurutnya kalau lembaga milik NU bisa bermanfaat maka sebagai bukti NU rahmatan lil alamain, kehadiranya betul-betul bisa dirasakan oleh semua umat.
<>
“Sekarang kita harus bisa memberikan yang terbaik bagi umat, karena kehadiran BMT itu dengan tujuan untuk membantu umat. Mereka yang masih susah dalam hal keuangan untuk menyekolahkan anak misalnya, BMT juga harus memberikan solusi kemudahan apabila ada yang membutuhkan BMT sebagai solusi bagi yang meraka. Peran yang demikian itulah yang menjadikan BMT bisa dipandang sebagai pemegang solusi,” tuturnya.
Sisi lain masyarakat merasa terayomi, karena memandang ada yang melindungi dibalik kesusahan masyarakat. “Mudah-mudahan BMT ke depan lebih baik dan berkembang sesuai dengan apa yang bisa diharapkan oleh pengelola dan masyakarat pengguna jasa BMT,” harapnya.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Tegal, H Ahmad Wasyari, SPd, menyoroti menajeman yang barada dibawah naungan NU, karena menurut Wasy’ai managemen harus tepat sehingga tidak menjadi momok di masyarakat, karena menyangkut nama baik NU.
“Dengan managemant yang baik, maka akan menambah kepercayaan masyarakat terhadap lembaga yang di kelola oleh NU, tetapi sebaliknya jika kita menggelola tidak baik maka kemungkinan besar mengurangi akan kepercayaan masyarakat. Untuk itu saya berharap penuh untuk tetap senantiasa memberikan yang terbaik kepada siapapun yang memiliki peran di BMT,“ katanya.
Ketua Forsila Slamet Ibnu Tafsir menjelaskan sebenarnya forum silaturahmi BMT ini adalah kegiatan rutin yang dilaksankan setiap bulan pada minggu ketiga namun pas kebetulan pada pertemuan ini pada bulan Syawal, jadi sekaligus halal bi halal BMT yang tergabung dalam Forsila BMT.
“Kegiatan yang biasa kami lakukan biasanya diskusi, informasi pelatihan-pelatihan sekaligus juga ada arisan. Dan tempat bergilir di setiap BMT yang mengikuti Forsila,” katanya.
Forsila juga mempunyai Puskopsah, yaitu Pusat Koperasi Syariah. “Ini adalah koperasi sekunder yang didalamnya juga adanya koperasi primer. Dengan tujuan untuk membantu BMT-BMT yang masih kecil, sehingga keberadaan Puskopsah ini benar-benar menjadi alternatif untuk membantu mereka,” kata Slamet Umeh, begitu sapaan akrab Slamet Ibnu Tafsir.
Slamet Umeh juga berharap agar MWC-MWC yang belum ada BMT-nya agar membuat lembaga perekonomian ini, karena dirasakan betul untuk membantu perekonomian warga nadhliyin, sehingga kebutuhan pribadi ataupun organisasi bisa dicukupi.
“Dalam waktu dekat kami juga akan mensosialisasikan ke MWC-MWC se Kabupaten Tegal terutama bagi MWC yang belum memiliki BMT agar bisa menjadi pemicu berdirinya BMT SM NU,“ katanya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muiz