Jakarta, NU Online
Kempanye pencalonan presiden dan wakil presiden di beberapa daerah masih memanfaatkan jaringan ulama dan muballigh Nahdlatul Ulama. Berdasarkan pantauan Lembaga Dakwah NU (LDNU) beberapa tim sukses calon wakil presiden saat berkampanye secara jelas memanfaatkan anggota LDNU.
"Perlu dicatat, dalam kampanye kepresidenan saat ini, LDNU telah memutuskan secara resmi tidak memihak salah seorang calon wakil presiden dari NU. Kami menghimbau, para muballigh anggota LDNU untuk tidak memakai nama LDNU dalam kampanye. Keputusan ini sejalan dengan hasil rapat harian Syuriah dan Tanfidziyah, termasuk keputusan Rembang,"jelas Ketua LDNU KH Nuril Huda kepada NU Online, Sabtu, di Jakarta.
<>Menurut anggota komisi VI DPR RI dari FKB ini, penegasan kembali masalah ini disampaikan karena di beberapa daerah masih ada muballigh yang menggunakan nama NU dan LDNU untuk keperluan kampanye. Padahal, petunjukk soal ini sudah jelas. "Kita harus saling menghormati, yang lebih penting lagi, semua keputusan yang sudah disepakati, harus dihormati bersama,"tambah Kiai kelahiran Lamongan ini.
Seperti diberitakan di berbagai media massa sebelumnya, seorang pengurus wilayah NU di Jawa Timur mengumpulkan para da'i NU untuk keperntinan kampanye. Tidak lama berselang, di beberapa cabang juga terjadi hal yang sama. Meski telah dikritik bertubi-tubi oleh pihak yang menginginkan NU netral, namun tim sukses dari kedua belah pihak calon wakil presiden dari NU, tetap berusaha memanfaatkan para muballigh NU yang tergabung dalam LDNU.
"Saya kira jalan tengahnya sederhana saja, mereka yang terpaksan tidak dapat menghindari untuk terlibat dalam kampanye, hendaknya melepas baju NU atau LDNU. Mereka harus benar-benar berangkat sebagai pribadi dengan melepas penuh atribut organisasi,"ujar Kiai Nuril mengakhiri. (MA)