Warta

Kalimantan Selatan Kaya akan Situs Religi

Senin, 11 April 2011 | 06:45 WIB

Samarinda, NU Online
Menurut Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan Mohandas Herno Hendrawan, Kalimantan Selatan memiliki potensi obyek wisata religi yang sangat besar.

Seperti berupa tempat pemakaman yang dianggap keramat, selain itu juga bangunan bersejarah keagamaan, khususnya agama Islam yang masih banyak belum tergali secara optimal. Sehingga pihaknya akan berupaya mempromosikan obyek wisata tersebut, ke seluruh Nusantara dan bahkan hingga ke mancanegara.<>

Di sini terdapat "Serambi Mekkah", yakni kota Martapura di kabupaten Banjar. Martapura merupakan kota santri yang telah mencetak ribuan santri, dan ratusan ulama mumpuni.

Kuatnya akar Islam di tanah Banjar tidak lepas dari peran perjuangan para ulama dan waliyullah di masa kerajaan Banjar dahulu. Siapa tak mengenal Syekh Muhammad Arsyad al Banjary dengan kitab Sabilal Muhtadinnya. Kitab ini diterbitkan dan dipelajari tidak hanya di Indonesia tapi sampai ke manca negara seperti Malaysia dan Brunnei Darussalam.

Para wali di tanah Banjar di masa lalu sering diberi gelar Datu (gelar kehormatan di Malaysia, Datuk). Misalnya Datu Sanggul, Datu Suban, Datu Kelampayan. Sedangkan di masa sekarang ada ulama besar dan kharismatik di Kalsel, yakni Tuan Guru Sekumpul yang kini bermakam di Sekumpul Martapura.

Warga Kalsel yang ingin ziarah biasanya mengunjungi makam Guru Sekumpul, Datu Kelampayan, dan Datu Sanggul. Tiga tempat ziarah ini sering menjadi paket "wajib" bagi orang yang ingin ziarah di tanah Banjar.

Datu Sanggul merupakan gelar kehormatan kepada seorang wali Allah di tanah Banjar. Nama asli beliau adalah Abdus Shamad yang berasal dari Palembang dan hidup pada abad 18 Masehi.

Semasa muda, Abdus Shamad gemar melanglang buana menuntut ilmu Agama Islam. Setelah merantau ke berbagai negeri di seberang lautan, akhirnya sampailah beliau ke Muning, di kabupaten Tapih, Kalsel. Di sana beliau menuntut ilmu kepada seorang wali yang bernama Datu Suban.

Penyebab Abdus Shamad muda pergi ke Kalimantan untuk menuntut ilmu karena ada firasat melalui mimpi. Suatu ketika beliau bermimpi bertemu dengan seorang tua. Sambil berjabat tangan, orang tua tersebut berkata: "Jika Ananda ingin menuntut ilmu yang sejati hendaklah ananda berguru pada Datu Suban di pulau Kalimantan di Kampung Muning Pantai Jati Munggutayuh Tiwadak Gampa daerah Tatakan".

Ketaatan dan kepatuhan Abdus Shamad membuatnya menjadi murid kesayangan Datu Suban. Berbagai ilmu agama dipelajarinya hingga akhirnya Abdus Shamad menjadi seorang wali di tanah Banjar yang memiliki Karamah luar biasa dan diberi gelar Datu Sanggul.

Kini makam beliau dapat ditemui di desa Tatakan kabupaten Tapin sekitar 500 meter dari pinggir jalan provinsi. Kompleks makam beliau oleh pemerintah dijadikan Benda Cagar Budaya yang dilindungi. (hnm)


Terkait