Kitab klasik atau kitab kuning yang memiliki khasanah nilai-nilai keislaman yang sangat besar nampaknya kini mulai ditinggalkan oleh orang Islam terutama, yang tidak menikmati atau menuntut ilmu di pesantren.
Banyak faktor yang menyebabkan akan hal tesebut, diantaranya adalah metode yang digunakan dalam pengajaranya yang tidak mengikuti perkembangan zaman, masyarakat modern yang cenderung memiliki keinginan mendapatkan yang banyak tetapi secara instan.<>
Termasuk mencari apa itu agama? Apa itu Islam? Dan bagaimana menjalankan syariat yang diajarkan Islam? Tentunya jawaban itu semua ada pada kitab – kitab klasik atau kitab kuning. Tapi hal itu ditinggalkan atau bahkan tidak tahu sama sekalia hasil nilai-nilai keislaman yang luar biasa, hanyalah sebagai cerita tetapi tidak bisa merasakannya.
Dari fakta yang ada diatas maka warga Nahdhiyin yang masih banyak mengkaji kitab kitab klasik mencoba mengkreasi metode pengajaran kitab kuning dengan pemanfatan teknologi agar lebih menarik. Inilah yang dilakukan pada acara pengajian selapanan Sabtu pahing yang dimotori oleh jamiyah Rotibul Hadad yang dipimpin Gus Mudrik Lutfillah dengan pengajar al Habib Zaenal Abiddin al Ayded dari Kauman Sokaraja kabupaten Banyumas.
Kitab yang dikaji adalah kitab Ayyuhal Walad karya al Imam Ghazali, dalam metode pengajaranya menggunakan media power point dalam penyampaiannya. Bahkan dalam pengajian yang akan datang akan digunakan instrumen musik supaya menambah relaksasi otak agar para santri bisa menangkap ilmu lebih banyak dari apa yang disampaikan Al Ghazali dari kitab itu yang dikaji Habib Zaen. (mad)