Warta

Jatuhnya Harga Gabah "Ulah" Pemerintah

Selasa, 30 Maret 2004 | 22:53 WIB

Jakarta, NU Online
Pengamat Perberasan dan Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Profesor Gumbira Sait menilai, jatuhnya harga gabah dan beras setiap kali panen adalah kesalahan pemerintah.

Setiap panen raya yang biasanya dilakukan pada bulan Maret hingga Mei dan Agustus hingga September, kerap membuat hati para petani menjadi sedih. Karena menurut Direktur MMA IPB Gumbira Sait, disaat panen raya itu nasib petani kembali dipinggirkan oleh pemerintah dengan daya tawar yang rendah.

<>

Hasil produksi yang mereka panen kerap dipermainkan oleh para tengkulak atau para pedagang besar. Akibatnya harga jual gabah dan padi mereka hancur di pasaran. Gumbira menegaskan, seharusnya pemerintah melalui Bulog dan Dolog secara langsung membeli hasil panen dari para petani.

Sehingga patokan harga yang telah ditetapkan yakni 1230 rupiah perkilogram untuk gabah kering panen dan 1725 rupiah untuk gabah kering giling dapat bertahan di para petani. Namun kenyataanya setiap tahun para petani selalu menderita dengan jatuhnya harga produksi mereka.

Itu semua terjadi karena selama ini, pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program di bidang pertanian tidak sampai menyentuh akar persoalan petani. Pejabat pemerintah, terutama yang berada di daerah, tidak lebih dari sekadar tukang menyalurkan bantuan kepada para petani, seperti di antaranya menyalurkan Kredit Ketahanan Pangan (KKP). Sementara persoalan mendasar yang dialami petani, tetap saja tidak terpecahkan. Mestinya pejabat pemerintah bisa mencari tahu akar persoalan yang membuat tingginya ketergantungan petani terhadap para tengkulak.

"Untuk itu, program pertanian yang baik hendaknya diikuti dengan transfer pengetahuan tentang usaha tani. Jadi, meskipun produksi gabah bisa melonjak hingga delapan ton atau sepuluh ton per hektar, kalau kesejahteraan petani tidak meningkat menjadi tidak berarti apa-apa," tegasnya.

Gumbira Sait juga menambahkan, seharusnya pemerintah meniru kebijakan pemerintah Cina yang selalu membeli hasil panen para petaninya. Sehingga harga beras dapat stabil dan ketahanan  pangan nasional dapat dijaga. (idc/cih)


Terkait