Warta

Jangan Sia-Siakan Momentum Ramadhan

Rabu, 20 Oktober 2004 | 09:40 WIB

Jakarta, NU Online
KH Drs. AH Nuril Huda, Pimpinan Pusat Lembaga Dakwan Nahdlatul Ulama (PP LDNU) yang juga seorang Mubaligh mengingatkan kaum muslim agar jangan menyia-nyiakan puasa Ramadhan, karena ganjarnnya luar biasa atau tak terhingga. "Pasalnya sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firmannya yang diabdikan dalam kitab suci Al Qur’an bahwa puasa tersebut merupakan bagian dari Allah SWT," tandasnya kepada NU Online di ruang kerjanya gedung PBNU LT III Jakarta, Rabu (20/10).

Alumnus pondok pesantren Langitan Tuban itu menjelaskan, oleh karena puasa tersebut merupakan bagian Allah SWT, maka Allah pulalah yang menentukan ganjarannya dan ganjaran dimaksud sangat bersifat rahasia. "Namun secara logika atau dapat diprediksi, karena puasa itu bagian Allah SWT, maka ganjarannya tiada terhingga. Berbeda dengan amal ibadah lain pada bulan Ramadhan yang ganjarang pahalanya sudah ditentukan dari 10 kali lipat hingga 700 kali lipat," katanya.

<>

Tetapi, lanjutnya, jangan sia-siakan atau remehkan puasa Ramadhan tersebut karena bila salah tingkah perkataan bisa menjadi seorang muslim itu menjadi orang yang merugi dan berdosa. "Bagi yang menyia-nyiakan atau meremehkan puasa Ramadhan, seperti tidak melaksanakan tanpa alasan yang benar sesuai ketentuan ajaran Islam, maka ganjaran dosanya pun bisa tiada terhingga," tutur alumnus IAIN Jakarta ini.

Dengan mengutip hadits Nabi Muhammad SAW, ustadz yang mantan anggota DPR FKB  itu menerangkan bahwa hanya ada dua kebahagiaan yang dinikmati atau dirasakan kaum muslim yaitu saat berbuka puasa dan bertemu dengan Allah SWT. "Pengertian berbuka puasa dimaksud ialah saat tibanya Idul Fitri setelah sebulan penuh melaksanakan kewajiban puasa, asalkan dikerjakan dengan ikhlas atau karena Allah SWT semata," tandasnya.

Ditambahkannya, dalam bulan yang penuh maghfirah ini umat muslim wajib meningkatan frekuensi peribadahan dan istiqamah dalam beramal, karena Ramadhan bulan yang penuh rahmah, berkah dan maghfirah, sehingga segala amal ibadah ganjaran pahalanya akan dilipat-gandakan oleh Allah SWT. "Tetapi perlu menjadi perhatian bersama bahwa penggandaan sebagaimana dimaksudkan Allah SWT itu adalah bila kita senantiasa tetap menjaga istiqamah dalam melakukan peribadahan tersebut, jangan hanya sebatas bulan Ramadhan saja," tandasnya.

Sebagai contoh shalat berjema'ah serta membaca Al Qur'an juga seharusnya kontinyu pada hari-hari atau bulan-bulan selanjutnya."Bila istiqamah itu terjaga, bukan saja akan mendapatkan ganjaran pahala yang berganda-ganda, tetapi akan lebih bermakna dalam menuntut hidup dan kehidupan, baik di dunia maupun alam akhirat kelak," pesannya. (cih)


Terkait