Indonesia sebagai model ideal hubungan antarumat beragama yang mewakili tradisi Islam moderat yang mau hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain.
Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini saat membuka konferensi bertema "The Culture of Coexistence in Indonesia" bersama Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda di Roma, Italia, belum lama ini.<>
Menurut Konsul Penerangan KBRI Roma, Musurifun Lajawa, konferensi itu merupakan hasil kerjasama kedua negara dengan Communita di Santo Egidio di Roma.
Frattini sangat menghargai budaya koeksistensi damai di Indonesia dan menilai masyarakat dunia belajar dari toleransi di Indonesia, sementara Hasan Wirajuda menilai saat ini kesatuan umat semakin penting bagi dunia multikultur seperti sekarang di mana tiak ada satu pun negara yang homogen. Oleh karena itu, toleransi antarumat beragama menjadi cara penting dalam membangun dan mempertahankan keharmonisan dunia modern.
Pandangan sama disampaikan Andrea Riccardi, pendiri Santo Egidio, yang mengatakan Indonesia sebagai laboratorium kemajemukan. "Dunia memerlukan peradaban hidup berdampingan secara damai (dan Indonesia adalah modelnya," kata Andrea.
Selain menjadi forum berbagi pengalaman, konferensi ini bertujuan membangun dialog tingkat tinggi antara wakil-wakil organisasi Islam di Indonesia dengan para pakar dari Italia.
Hadir sebagai narasumber dalam konferensi itu adalah Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi dan tokoh-tokoh agama lainnya seperti Bachtiar Effendi, Siti Musdah Mulia, Azyumardi Azra, Uskup Martinus D. Situmorang, utusan Departemen Agama Atho Muzhar, Komaruddin Hidayat dan Fatimah Husein. (kcm/dar)