Warta

Israel Harus Disalahkan Jika Pembicaraan Gagal

Senin, 30 Agustus 2010 | 04:35 WIB

Ramallah, NU Online
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Ahad, menyatakan jika Tel Aviv melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur, berarti Israel  menggagalkan pembicaraan perdamaian.

"Pemerintah Israel sendirian akan memikul tanggung jawab karena mengancam perundingan dengan kegagalan dan kemacetan jika semua bentuk perluasan permukiman berlangsung terus," kata Abbas dalam pidato yang ditayangkan televisi.<>

Perundingan tersebut akan dimulai lagi di Washington pada 2 September, setelah berbulan-bulan macet menyusul penentangan besar dari kebanyakan faksi Palestina.

Presiden Palestina Abbas mengatakan Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB --yang membentuk Kuartet-- diberi tahu tentang sikap Palestina yang menetapkan setiap kegagalan sebagai tanggung jawab Israel.

Ia menambahkan pemimpin Palestina menerima baik pembicaraan setelah Kuartet mengeluarkan pernyataannya pada 20 Agustus. Di dalam pernyataan tersebut, Kuartet menyampaikan kembali komitmennya untuk membantu menciptakan negara Palestina, yang berdampingan dengan Israel, melalui perundingan.

"Pernyataan itu menekankan diakhirinya pendudukan Israel yang dimulai pada 1967, termasuk atas Jerusalem Timur, dan perlunya negara Palestina merdeka serta penolakan atas permukiman Yahudi dan perlu diakhirinya perluasan tersebut," kata Abbas.

Perundingan langsung akan menangani semua masalah, kata Abbas. Ia menambahkan semua masalah itu meliputi status Jerusalem, yang bagian timurnya diingini oleh rakyat Palestian sebagai bagian dari ibu kota negara masa depannya, masalah pengungsi, perbatasan, permukiman, keamanan dan pembebasan tahanan Palestina.

Ia mempertahankan keputusannya untuk tidak menghadiri pembicaraan tanpa jaminan bahwa permukiman akan dihentikan.

"Kami takkan memasuki kebingungan atau menyisihkan masalah dari pembahasan persoalan mendasar," kata Abbas dalam pidatonya.

Abbas mengatakan ia berharap akan menemukan mitra dalam koalisi Israel "dapat membuat keputusan penting dan bertanggung jawab ke arah diakhirinya pendudukan dan membuat pengamanan nyata bagi rakyat Palestina dan Israel". (ant/mad)


Terkait