Warta

Irak Menuju Pemerintahan Sendiri

Senin, 14 Juli 2003 | 06:05 WIB

Jakarta, NU.Online
Irak mengambil langkah pertama menuju pemerintahan sendiri sejak jatuhnya Saddam Hussein dengan pertemuan peresmian di Baghdad sebuah dewan pemerintahan yang terdiri dari warga Irak.

Keputusan pertamanya adalah mengumumkan bahwa hari libur nasional tanggal 9 April, hari dimana pasukan pimpinan Amerika menggulingkan rejim lama. Badan baru, yang terdiri dari 25 orang dipilih oleh koalisi pimpinan Amerika yang menduduki Irak setelah berkonsultasi dengan tujuh kelompok utama Irak, mengadakan pertemuan di bekas kantor kementerian industri militer.

Dewan yang dirancang untuk mencerminkan komposisi agama dan etnik negara itu bertemu di tengah penjagaan keamanan yang ketat saat militer Amerika melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok bersenjata yang menentang pendudukan.

<>

Dewan ini akan memiliki kekuasaan mencalonkan dan memecat menteri dan mengarahkan kebijakan dan juga diharapkan membantu menyusun konstitusi baru menjelang pemilihan yang bebas.

Koalisi masih harus memiliki keputusan akhir namun para pejabat Amerika dan Inggris menyatakan usulan dewan itu akan ditolak hanya dalam situasi khusus. Ketika dewan ini bertemu, pesawat-pesawat jet tempur Amerika dan helikopter berpatroli di langit Baghdad sedangkan tentara Amerika lainnya bersenjatakan lengkap berpatroli di kawasan itu.

Laporan seperti dikutip wartawan BBC Jhon Dymond di Baghdad menyatakan, terdapat tawar menawar yang ketat mengenai keanggotaan dewan dan kekuasaannya. Para pejabat koalisi mengatakan ini adalah pemerintahan berbasis luas Irak yang pernah ada.

Namun para pengkritiknya mengatakan anggotanya diambil dari kelompok yang berbasis di luar dan menseleksi dan bukannya memilih anggota akan mempengaruhi legitimasi badan itu. Mayoritas anggota dewan adalah Muslim Shiah, pergeseran besar dari negara yang secara tradisional dipimpin minoritas Sunni. Etnik Kurdi, Turkmenistan dan Kristen Assiria juga terwakili.

Para pengamat menyatakan Washington berharap serangan harian terhadap tentara Amerika di Irak tengah yang dihuni Sunni diharapkan akan berkurang jika rakyat Irak merasa otoritasnya dialihkan ke para pemimpin setempat.

Operasi Ivy Serpent

Operasi militer Amerika terbaru terhadap unsur-unsur anti koalisi, yang keempat sejak diumumkan perang berakhir 1 Mei, dilancarkan di kota-kota sebelah utara Baghdad. Operasi bernama "Operasi Ivy Serpent" dikatakan mendapat inspirasi dari laporan intelijen bahwa serangan akan dilakukan pendukung rejim lama sedang direncanakan bersamaan dengan ulang tahun berkuasanya Saddam Hussein menjadi presiden 16 Juli 1968 dan revolusi yang dilakukan Partai Baath 17 Juli 1968.

Amerika menyatakan unsur pro Saddam akan dibasmi

Di desa Mashahdah, 45 kilometer dari utara Baghdad, tentara dari Divisi Infantri ke-4 menangkap 30 orang untuk diperiksa. Penguasa senior pemerintah sipil Irak, Paul Bremer memperingatkan bahwa pendukung rejim lama akan melakukan sabotase terhadap program pembangunan kembali yang dipimpin Amerika.

Menulis dalam New York Times, Bremer menyatakan minoritas kecil yang menentang Irak yang demokratis menyerang tentara dan penduduk sipil, namun mereka akan diberangus. (BBC/Cih/AFP) 


Terkait