Jakarta, NU.Online
Repositioning Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Ikatan Putra NU (IPNU) sebagai organisasi pelajar dan bukan merupakan tempat kaderisasi untuk partai politik sudah tepat, selanjutnya adalah melakukan transformasi kesadaran untuk menentukan posisinya di tengah kontestasi sosial dan dinamika perubahan demikian ungkap E. Sobirin, Peneliti Cesda-LP3ES kepada NU.Online disela-sela acara Pelantikan dan Orientasi Nasional di TMII (13/09/2003)
"Kalau melulu berbicara politik praktis, maka organisasi hanya menjadi pendukung bagi pimpinannya. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar warga IPNU dan IPPNU baik dan cerdas dalam pembelajaran sehingga nantinya bekerja secara profesional di bidangnya dan mampu berkompetisi ditengah-tengah arus perubahan," ujarnya. Masih ada setumpuk pekerjaan rumah dalam upaya mengembangkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di NU.
<>Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengenalan jati diri sebagai manusia yang berorganisasi dan pilihan sikap seseorang untuk terlibat dan involving di dalamnya. Hal ini menjadi penting dijawab untuk menentukan visi dan merumuskan peranannya di tengah-tengah masyarakat.
Karena itu organisasi harus lebih berperan dalam mencerdaskan warganya serta menjadi wadah pelatihan dan sarana kaderisasi. Hal yang penting, lanjutnya adalah bagaimana organisasi pelajar IPNU menunjukan jalan bagi anggotanya untuk memiliki keahlian-keahlian profesional. memfasilitasi para anggotanya sehingga memungkinkan mereka untuk menentukan bidang keahlian baik politik, ekonomi, sosial dan budaya
"Tapi perkembangan orientasi profesi di IPNU dan IPPNU harus didasarkan pada visi ideologis tentang sistem social yang ditawarkan kepada masyarakat yang inklusiv dan pluralis serta sesuai dengan nilai-nilai social dasar yang selama ini jadi sikap hidup orang-orang NU," paparnya.
Adapun prasyarat dasar yang diperlukan adalah, harus ada ketegasan ideologi, memiliki basis knowledge serta memiliki kemampuan untuk berkompetensi. Karena diferensiasi keahlian dan base of skill akan menjadi peluang sekaligus tantangan dalam menatap perubahan social kedepan (Cih)