Warta

Hidup akan Dinilai Ketika Mati

Kamis, 9 Desember 2010 | 11:40 WIB

Semarang, NU Online
Setiap orang akan mendapat imbal-balik dari apa yang dikerjakannya semasa hidup. Ketika masa hidupnya baik, mati pun akan dicintai dan dikenang. Hidup akan Dinilai Ketika Mati

Demikian KH Habib Umar Muthohar dalam haul ke-23 bupati Semarang, Raden Tumenggung Surohadi Menggolo, di Semarang, beberapa hari lalu.<>

Setiap tahun baru Hijriyah, warga Semarang, memeringati haulnya untuk menengok kembali amal soleh budipati yang mundur dari jabatan demi dakwah Islam tersebut.
 
“Karena Adipati Surohadimenggolo semasa hidupnya sangat banyak memberi manfaat bagi masyarakat, serta selalu berdakwah untuk agama, maka Mbah Surohadi dihormati umat hingga kini,” jelasnya Habib Umar.
 
Tak hanya itu, katanya, karomah wali ini dulu membuat takut penjajah Belanda. Jika para pejuang bersembunyi di kompleks makam Terboyo, Belanda tak berani masuk. Juga tak berani mengusik makam tersebut.

“Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Jika Anda beramal soleh, Anda akan menjadi kekasih Allah dan mendapat berkah serta memberkati orang lain. Demikian pula sebaliknya, jika orang banyak dosa,  durhaka pada orangtua, tidak hormat pada guru, lanjutnya, jangan kaget kalau dibalas punya anak kurang ajar, tidak dihormati murid dan menderita dalam hidupnya. Maka setiap orang harus hati-hati memakai jatah umur yang diberikan Allah di dunia ini,” urainya.

”Segala sesuatu ada imbal-baliknya. Marilah kita perbaiki amal kita. Jika tahun lalu masih buruk, kita dandani di tahun ini. agar lebih baik di masa mendatang,” pesannya seraya mengajak hadirin istighfar dengan nada syair. (moi/dnr)


Terkait