Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta partai politik-partai politik yang bernuansa NU dan mengambil massa dari organisasi tersebut agar tidak membuat problem di tubuh organisasi.
"Saya minta jaminan partai-partai yang bermassa NU untuk tidak memecahkan dan merenggangkan jam’iyah, apalagi sampai membuat problem, maka PBNU akan mengambil tindakan," katanya usai menerima kiai sepuh dari Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) di kediamannya di komplek Pesantren Mahasiswa (Pesma) Al-Hikam Malang, Jatim, Ahad (18/) sore.<>
Ia mengharapkan agar parta-partai yang bernuansa dan mengambil massa NU merupakan partai yang mampu mengurus negara dalam bingkai kebangsaan. "Itu yang diperlukan NU," katanya menegaskan.
Pengasuh Pesma Al-Hikam itu menegaskan, jangan sampai terjadi trauma seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang baru empat tahun sudah retak, karena secara visioner, misioner, dan kepemimpinan jauh dari angan-angan yang diimpikan seperti ketika didirikan.
Menyinggung kedatangan para kiai sepuh di kediamannya, mantan Cawapres pasangan Megawati Soekarnoputri itu, mengatakan, para kiai sepuh yang menjadi pendiri dan penasehat PKNU itu menyampaikan informasi jika PKNU sudah lolos verifikasi sehingga akan ikut Pemilu 2009.
Selain itu, katanya, para kiai sepuh tersebut juga minta restu pada PBNU, karena secara legal formal partai tersebut sudah sah. "Kedatangan beliau-beliau itu juga minta pandangan-pandangan dari PBNU tentang perjalanan PKNU itu sendiri," katanya.
Oleh karena itu, katanya, dirinya menyampaikan bila PKNU harus mengambil posisi sebagai jami`yah yang amanah dan ulama PKNU hendaknya tidak terlibat terlalu jauh dalam berpolitik, sebab masalah politik sudah ada yang menangani sendiri.
Para kiai sepuh tersebut diantaranya adalah KH Abdullah Faqih (Langitan-Tuban), KH Anwar Iskandar (Kediri) dan KH Abdurahman Chudlori (Magelang), sedangkan beberapa kiai sepuh lainnya seperti KH Idris (Lirboyo-Kediri) dan KH Mas Subadar (Pasuruan) menitipkan mandat kepada para kiai yang hadir. Mereka didampingi Rois Syuriah PWNU Jatim, KH Miftachul Akhyar (Surabaya).(ant/eko)