Penanganan kasus pengeboman dan terorisme saat ini tidak dilakukan secara komprehensif sebagaimana kasus-kasus sebelumnya yang terjadi antara 2002-2005 yang melibatkan koordinasi antara penegak hokum, intelijen, kewilayahan dan lintas agama, termasuk NU.
"Dengan demikian, kita bisa memproses. Penangkalan terorisme ini komprehensif. Jadi NU dengan segala jajarannya bergerak di bidang kewawasan keagamaan untuk menghilangkan fundamentalisme. Kemudian ada gerakan intelijen, gerakan hukum dan gerakan kewilayahan. Itu semua bareng sehingga sukses,” katanya di Jakarta Rabu (5/8).<>
Pengasuh pesantren mahasiswa Al Hikam Malang ini menuturkan NU dilibatkan dalam penanganan teror di Bali, Poso maupun Maluku ketika kepala BIN masih dijabat AM Hendropriyono. Mantan Mendagri Hari Sabarno dan mantan Kapolri Dai Bachtiar juga sering ikut berdiskusi.
“Tapi ketika timbul kembali, itu saya tidak pernah merasa diajak bicara apa-apa. Mungkin sibuk mengurusi pemilu lah mereka " tuturnya. (mad)