Warta

Hasyim Muzadi Tokoh Paling Berpengaruh dari Indonesia

Jumat, 20 November 2009 | 07:59 WIB

Jakarta, NU Online
Indonesia dianggap memiliki cukup banyak tokoh yang memiliki pengaruh penting di dunia Muslim. Dari 500 tokoh yang disebut dalam buku The 500 Most Influential Muslim 2009, terdapat 15 tokoh Indonesia, dengan KH Hasyim Muzadi sebagai tokoh terpenting yang menduduki urutan ke 18 tokoh dunia atau urutan pertama untuk Indonesia. Tokoh paling berpengaruh adalah Raja Abdullah dan dilanjutkan dengan Ayatullah Khamanei.

Buku yang baru diterbitkan untuk edisi pertama ini diterbitkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Center (di Jordan) bekerjasama dengan Georgetown’s Prince Alwaleed bin Talal Center for Muslim-Christian Understanding.
;

Tedapat beberapa ketegori yang pada masing-masing tokoh seperti ilmuwan, politisi, birokrat, keturunan, ulama, perempuan, pemuda, filantropi, pengembangan, ilmu dan teknologi, seni dan budaya, media dan tokoh radikal.

50 tokoh paling berpengaruh dibagi dalam enam kategori, yang meliputi 12 tokoh pemimpin politik yang meliputi raja, jenderal, presiden, 4 tokoh spiritual (syeikh sufi), 14 pejabat di tingkat nasional atau internasional, 3 ulama, 6 ilmuwan terkemuka dan 11 pemimpin organisasi Islam.

Hasyim Muzadi dinilai menjadi tokoh berpengaruh karena menjadi pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia. Buku ini masih menyebut pengikut NU sebanyak 30 juta, padahal saat ini sudah berkembang lebih banyak. Secara organisatoris, NU saat ini sudah memiliki struktur di 33 wilayah, sekitar 400 cabang, 15 cabang istimewa di luar negeri , lebih dari 2630 majelis wakil cabang atau setingkat kecamatan dan strukturnya di tingkat ranting atau desa melampaui 37.125.

NU dianggap memiliki jaringan keanggotaan yang sangat luas yang menjadi basis upaya reformasi organisasi. Struktur yang solid dan berbagai perangkat organisasi pendukung membuat NU bisa bergerak dengan baik.

Hasyim juga dinilai berani menentang fatwa MUI yang dinilainya tidak konsisten dengan hukum Islam, seperti upaya pelarangan rokok. Disebutkan pula dalam buku tersebut, NU memberi kontribusi yang luar biasa pada Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pengurangan kemiskinan.

Meskipun Hasyim menekankan kepemimpinannya pada negara nasional, tetapi tetap diinspirasi oleh muslim moderat, agendanya seperti anti korupsi dan reformasi sosial yang secara mendalam berakar pada nilai-nilai Islam.

Selanjutnya Din Syamsuddin masuk dalam daftar ke 35 karena kepemimpinannya di Muhammadiyah, dia dianggap pemimpin Muhammadiyah yang cukup konservatif. Upaya yang banyak dilakukan adalah pemberian beasiswa kepada para Mahasiswa untuk belajar di Universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Urutan terakhir dari 50 besar adalah Aa Gym yang menduduki posisi 48. Ia masih dianggap memiliki pengaruh dan pengikut dengan gaya dakwahnya yang modern dan menggunakan media yang memiliki cakupan luas. Popularitasnya menurut setelah melakukan poligami.

Pada kategori ilmuwan, Indonesia menempatkan dua orang, yaitu Azyumarzi Azra, intelektual terkemuda yang mengajar di sejumlah universitas di dunia. Dia juga menerbitkan sejumlah buku dan artikal serta menjadi anggota dewan penaserhat United Nations Democracy Fund (UNIDEF). Syafii Maarif, termasuk salah satu intelektual terkemuka yang komentar politiknya mendapat perhatian publik secara signifikan. Ia merupakan mantan pimpinan Muhammadiyah yang aktif dalam gerakan lintas agama dan perdamaian, di tingkat domestik dan internasional.

Selanjutnya, pada bidang politik, KH Abdurrahman Wahid dimasukkan disini, Gus Dur merupakan mantan presiden RI dan ketua umum NU dan pendiri PKB. Dia dinilai memiliki hubungan yang kuat dengan elit militer yang sudah dirintisnya sebelum menjadi presiden ketika masih mengembangkan hubungan antar etnis.. Dia menentang upaya pembentukan negara Islam di Indonesia yang diyakininya akan menjadi problem dalam kohesi sosial.

Susilo Bambang Yudhoyono merupakan pemimpin politik di negara musim terbesar di dunia. Sempat dinominasikan dalam hadiah Nobel perdamaian pada tahun 2006 setelah keberhasilannya dalam upaya membangun perdamaian di Aceh. Dalam pemilu 2009, partainya, Partai Demokrat mendapat suara 20.8 persen.

Sementara itu dari unsur birokrat atau Administratif, muncul nama Prof Dr Nasaruddin Umar, yang merupakan direktur Bimas Islam Departemen Agama yang juga rektor Institute Ilmu Al Qur’an dan Katib Aam PBNU.

Untuk ketegori perempuan, terdapat empat nama, yaitu Tuti Alawiyah, mantan menteri perempuan pada kabinet Indonesia terakhir, yang saat ini menjabat sebagai dekat perguruan tinggi Islam tertua, As Syafiiyah, Siti Musdah Mulia, profesor perempuan pertama di LIPI, Lily Zakiyah Munir, pendiri dan direktur Centre for Pesantren and Democracy Studies dan Maria Ulfah, merupakan qoriah pemenang juara internasional yang juga salah satu pejabat di Institute Ilmu al Qur’an. Ia juga dimasukkan dalam kategori seni dan budaya dalam buku ini.

Selanjutnya, pada kategori pengembangan, masuk nama Syafii Anwar Direktur International Center for Islam and Pluralisme dan ketua the South East Asia Forum for Islam and Democracy. Dia secara lantang menentang fatwa MUI yang mengharamkan pluralisme yang difatwakan oleh MUI.

Pada aspek Seni dan Budaya, muncul nama Rosa Helvy Tiana, penulis terkemuka dan pengajar di UIN Jakarta. Ia merupkan anggota Majelis Sastra Asia Tenggara dan seringkali mewakili Indonesia dalam berbagai pertemuan sastra

Haidar Bagir, pendiri dan direktur Mizan, perusahaan penerbitan yang secara signifikan membentuk dan mempengaruhi berkembangnya wacana keislaman di Indonesia. Dia juga banyak menulis tentang sufisme dan mengajar di berbagai tempat. Ia mewakili sektor media.

Terakhir, Abu Bakar Baasyir masuk dalam kategori tokoh Radikal. Ia merupakan mantan ketua Majelis Muhajidin Indonesia, dan pengasuh pesantren Ngruki Solo Jawa Tengah. Dia diduga pimpinan spiritual Jamaah Islamiyah yang memiliki link dengan Al Qaida, tetapi menolaknya, menyatakan Jamaah Islamiyah tidak ada.

Sepuluh tokoh paling berpengaruh adalah

1. Raja Abdullah dari Arab Saudi
2. Ayatullah Ali Khamenei dari Iran
3. Raja Muhammad VI dari Marokko
4. Raja Abdullah II bin Husein dari Jordan
5. Recep Tayyip Erdogan, PM Turki
6. Sultan Qaboos bin Sa’id al Sa’ad, sultan Oman
7. Aytullah Sayyid Ali Hessein Sistani dari Najaf Irak
8. Dr Muhammad Sayyid Tantawi, grand sheikh Al Azhar Mesir
9. Dr Yusuf Qaradawi, intelektual muslim dari Qatar
10. Dr Ali Goma’a, Grand Mufti Mesir

Dari 500 orang paling berpengaruh tersebut, Amerika Serikat masih menempatkan posisi terbanyak dengan 71 tokoh, disusul Inggris dengan 32 orang, Iran 25 orang, Arab Saudi 24 orang, Mesir 23 orang dan Turki 20 orang. Selanjutnya, negara yang menempatkan belasan warganya adalah Pakistan (16), Indonesia (15), Kanada (13), Iraq (11), Marokko (11), India (10), , Jordan (10), Lebanon (10), Palestina (10), Afrika Selatan (10). (mkf)
(mkf)


Terkait