Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menilai banyaknya liberalisasi pemahaman melahirkan gerakan yang berujung ekstrem.
"Gerakan liberalisme dan ekstremisme di Indonesia perlu disikapi, oleh karena itu, kami akan membahasnya dalam muktamar mendatang," katanya di Kediri, Jawa Timur, Ahad (18/10).<>
Hasyim yang ditemui dalam kegiatan silaturahmi dan halalbihalal para Masyaikh, PWNU dan PCNU se-Jawa Timur di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tersebut mengatakan, berbagai gerakan liberal tersebut perlu diwaspadai. "Dikhawatirkan, ke depan dapat mengganggu kestabilan negara," katanya.
Menyikapi masalah tersebut, saat ini pihaknya sedang merumuskan konsep tentang antisipasi gerakan liberalisme serta ekstremisme dan saat itu masih dibahas oleh PWNU Jawa Timur dan Jawa Tengah, sebagai bahan dalam Muktamar ke-32 pada Januari 2010 di Makassar.
Sementara itu, Ketua PWNU PWNU Jatim Kiai Mutawakil Alallah yang juga datang di lokasi mengatakan, berbagai gerakan yang liberal dan ekstrem tersebut perlu diwaspadai. Sehingga, diperlukan upaya untuk proteksi terutama segi akidahnya.
"Saat ini, diperlukan upaya proteksi dan perumusan kaderisasi yang tepat dengan melakukan doktrinasi bukan hanya orientasi saja," katanya menegaskan.
Ia mengatakan, dampak yang disebabkan karena pemahaman yang cenderung liberal tersebut sangat hebat, di antaranya dapat merusak moral maupun akidah umat. Bahkan, dampak yang perlu dihindari aliran tersebut dapat merusak konstitusi.
"Jika itu dibiarkan, dampaknya juga dapat merusak tatanan konstitusi yang dapat mengancam NKRI," katanya.
Selain melakukan upaya doktrinasi pihaknya juga akan intensif untuk melakukan pencerahan, di antaranya dengan pembuatan buku, sosialisasi ke media, terjun langsung untuk memberi pencerahan ke cabang-cabang, serta agenda lainnya.
Menyinggung dengan calon yang diajukan dalam muktamar mendatang, pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Probolinggo tersebut enggan mengungkapkan.
Ia mengatakan, untuk saat ini PWNU masih berkonsentrasi untuk merumuskan aturan AD/ART organisasi, sedangkan untuk calon belum diputuskan.
Informasi yang beredar, Jawa Timur memberikan dukungan kepada Prof DR H Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU mendatang, setelah Jawa Timur secara resmi memutuskan untuk tidak memberikan dukungan kepada KH Hasyim Muzadi karena sudah dua kali menjabat. (min)