Siapa pun yang terpilih menjadi presiden Indonesia tidak penting berasal dari suku mana, asalkan dia mampu untuk membawa negara Indonesia kepada kemajuan. Namun, jika berasal dari luar Jawa itu yang ideal.
Demikian diungkap KH Solahuddin Wahid dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (6/7). Menurut Gus Solah, sapaan akrap tokoh NU ini, sejak awal sejarah Indonesia sudah beragam agama, suku, ras, budaya, dan strata ekonomi.<>
"Bung Karno adalah orang Jawa-Bali, sedangkan Hatta adalah orang Minang," ungkap pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, tersebut.
Untuk itu, idealnya tanpa eksplisit menyebut pasangan JK-Wiranto, yang memimpin bangsa ini adalah pasangan Jawa dan luar Jawa.
"Jika yang menjadi presiden orang luar Jawa maka proses menjadi Indonesia dalam konteks keberagaman suku tuntas. Sudah selesai. Karena sudah ada contoh ada orang luar Jawa jadi presiden," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa presiden yang berasal dari luar Jawa merupakan perwujudan Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks pemilihan langsung.
"Bahkan entah tahun berapa nanti, Indonesia mungkin saja akan dipimpin oleh orang Tionghoa muslim yang orangtuanya bukan muslim," tuturnya. (kcm/dar)