Warta

Gus Dur ke Irak Masih Tunggu Jaminan Keamanan

Ahad, 20 Februari 2005 | 04:03 WIB

Jakarta, NU Online
Keberangkatan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Irak untuk membantu membebaskan dua wartawan MetroTV, Meutya Hafid dan Budiyanto, masih harus menunggu jaminan keamanan di sana.

"Sejauh ini belum dipastikan berangkat atau tidak. Namun jika nanti jadi berangkat harus ada jaminan kemanan," kata juru bicara Gus Dur, Adhi Massardi, di Jakarta, Sabtu malam.

<>

Sebelumnya, pemerintah melalui Kepala Badan Intelijen Negara (Ka BIN) Syamsir Siregar meminta Gus Dur ikut mengupayakan pembebasan Meutia dan Budiyanto yang disandera di Irak oleh kelompok bersenjata di Irak.

Menurut Adhi, sebenarnya, sebelum diminta pemerintahpun, Gus Dur sudah berinisiatif terlebih dahulu menghubungi kolega-koleganya di Mesir, Yordania, dan termasuk Irak. "Dengan adanya permintaan, tentu frekuensi kontak Gus Dur dengan tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama serta pemimpin negara-negara di Timur Tengah akan meningkat," katanya.

Adhi juga menjelaskan, kejadian ini hampir sama dengan penyanderaan dua TKI beberapa waktu lalu, dimana Gus Dur tidak bisa masuk ke Irak karena alasan keamanan, sehingga hanya bisa melakukan kontak dari Yordan.

"Gus Dur sejauh ini meyakini bahwa kedua kru Metro TV itu akan selamat, mengingat hubungan emosional Irak dengan Indonesia selama ini cukup baik. Namun, perlu diingat juga kemungkinan ada pihak atau negara yang berupaya merenggangkan hubungan baik tersebut," kata Adhi.

Selain melakukan hubungan langsung yang bersifat rahasia dengan teman-temannya di Timur Tengah, Gus Dur juga telah menyampaikan permintaan pembebasan melalui di jaringan televisi Al-Jazeera dalam bahasa Arab.

Metro TV, mengirim Meutya Hafid dan Budiyanto ke Irak meliput pemilu di daerah tersebut dari tanggal 1-12 Februari.Selama dua minggu menjalankan tugas jurnalistiknya, tidak tampak ada kesulitan yang dialami kedua wartawan itu dan laporan mereka berjalan lancar.

Usai melakukan bertugas selama dua minggu, keduanya kembali ke Amman Yordania namun sebelum ke Indonesia, mereka ditugaskan kembali masuk ke Irak pada 15 Februari. Sejak itu, Meutya Hafid dan Budiyanto kehilangan kontak dengan Metro TV hingga akhirnya diketahui telah disandera.(an/mkf)


Terkait