Warta

Grup Hadrah "an-Nahdlah” Meriahkan Seminar Asia-Afrika

Senin, 1 Oktober 2007 | 06:15 WIB

Kairo, NU Online
Sabtu (29/9) malam, grup hadrah an-Nahdlah dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir, atas rekomendasi KBRI Mesir berkesempatan menghadiri seminar Internasional yang diprakarsai oleh organisasi untuk perdamaian Timur Tengah atau “Jam’iyyah Syarqil Ausath li as-Salâm wa Huqûq al-Insân”.

Keikutsertaan “an-Nahdlah” pada acara itu, seperti dilansir situs www.numesir.org adalah untuk turut menampilkan kesenian Islam Indonesia, sebagai wujud pengenalan budaya antar beberapa negara yang hadir, antara lain Aljazair, Sinegal, Kazakstan dan Sudan.<>

Dengan tema “Ramadhan fi Asia wa Afriqiya”, Ramadhan di Asia dan Afrika" acara ini diselenggarakan di ruang seminar “Maktabah Mubarak al-Ammah” (Mubarak Public Library) Giza dan diliput oleh beberapa stasiun Televisi dan Radio lokal maupun internasional.

Menurut keterangan Muhammad Salim, staf Atdikbud KBRI yang menemani “an-Nahdlah” pada acara tersebut, agenda semacam ini memang rutin diadakan setiap tahun. Pada bulan Ramadhan tahun lalu, perwakilan Indonesia juga diminta untuk berpartisipasi dalam seminar semacam ini yang diwakili oleh Grup Nasyid Da’i Nada.

Sesuai undangan, agenda tersebut sedianya akan dimulai pukul 21.00 CLT. Namun dikarenakan para wartawan televisi dan radio yang hadir memaksa untuk mengadakan wawancara baik dengan tim penyelenggara maupun para tamu undangan, acara terpaksa mundur hingga hampir satu jam.

M Luthfi al-Anshori, sebagai koordinator Grup Hadrah, juga sempat diwawancarai oleh dua stasiun Televisi lokal dan internasional untuk memberikan keterangan seputar adat istiadat, ritual keagamaan, bahkan hingga pada masakan khas Indonesia yang ada (khususnya) pada bulan Ramadhan.

Setelah molor beberapa lama, akhirnya acara dimulai pukul 21.45 dan dipimpim langsung oleh Abdul Fatah Hamid selaku panitia seminar, sekaligus ketua dari “Jam’iyyah Syarqil Ausath li as-Salâm wa Huqûq al-Insân”. Telah hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut masing-masing perwakilan dari al-Jazair, Sinegal, Kazakstan dan Sudan.

Sementara Indonesia, pada kesempatan itu tidak diminta untuk menjadi salah satu pembicara. Namun hanya berpartisipasi memeriahkan acara dengan penampilan Grup Hadrah “an-Nahdlah” asuhan Lembaga Seni dan Budaya (LSBNU) Mesir.

Sesuai tema yang diangkat, Abdul Fatah dalam pembukaan acara menjelaskan bahwa, seminar ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh ritual-ritual keagamaan maupun adat istiadat dari masing-masing negara, khususnya yang ada pada bulan Ramadhan.

Di samping itu acara ini juga bertujuan untuk menjalin silaturrahmi dan ukhuwwah islamiyyah antar negara-negara muslim di dunia. Maka pada sesi selanjutnya, secara bergantian masing-masing pembicara menceritakan adat istiadat yang ada di negara mereka masing-masing dalam menyambut maupun mengisi bulan suci Ramadhan.

Pukul 23.00 CLT seminar usai, lalu dilanjutkan dengan beberapa penampilan seni. “an-Nahdlah” yang pada malam itu berkesempatan tampil pertama mempersembahkan dua buah shalawat Qoshidah diiringi tabuhan alat musik Rebana. Kemudian dilanjutkan oleh perwakilan dari Sudan yang menampilkan musik khas ala sudan bernama “Aud” mengiringi beberapa lagu kebangsaan mereka. Lalu perwakilan dari Mesir sendiri yang menyanyikan lagu khas ala Mesir.(lut-numesir)


Terkait