Masyarakat Dusun Prumpung, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, yang menjadi korban banjir lahar dingin dan tak memiliki tempat tinggal sekarang boleh bernafas lega. Pasalnya mereka akan dibangunkan hunian sementara berupa rumah panggung terbuat dari bambu oleh Posko Merapi Bersama GP Ansor (PMB-GPA).
PMB-GPA sebelumnya juga telah sukses membangun 10 unit rumah panggung bambu di Dusun Sudimoro, Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan. Rumah hunian sementara di Sudimoro berdiri di atas tanah kas desa seluas 1.000 m2, masing-masing berukuran 4 x 6 meter, dilengkapi mushola dan MCK.<>
Para relawan dan masyarakat Dusun Prumpung, sudah mulai mengerjakan struktur rumah panggung, Senin. Sebelumnya Ahad (6/3) malam, didahului dengan acara mujahadah kubro yang dipimpin Habib Umar bin Yahya.
Koordinator PMB-GPA, Ahmad Majidun, mengatakan pembangunan rumah tinggal sementara di Dusun Prumpung tak menggunakan tanah kas desa karena lokasinya jauh dari warga yang terkena korban banjir lahar dingin. Akhir disepakati menyewa lahan milik perseorangan seluas, 17,5 x 36 m2.
‘’Sewa tanah yang dekat dengan jalan raya dan tak jauh dari rumah yang terkena banjir lahar dingin. Kami menyewa selama dua tahun Rp 6 juta,’’ ujarnya.
Desain rumah panggung, lanjut dia, seperti rumah tinggal sementara di Sudimoro, berukuran 5 x 6 m2. Terdiri dari 2 kamar tidur utama dan 1 kamar tidur tambahan di lantai 2 dan juga ruang dapur dengan ukuran 2 x 2 m2.
Dia menambahkan dinding rumah terbuat dari tikar bambu (kepang), beratap seng yang sebelumnya diberi plafon tikar bambu untuk mengurangi efek panas material seng bila cuaca terik di siang harinya.
“Bambu di dapat dari sumbangan para warga NU dan warga Magelang lainnya. Para relawan yang bergotong mendirikan rumah juga berbagai warga dari Magelang dan sekitarnya,” katanya.
Ir E Pradipta MEng, Dosen Teknik Arsitektur UGM yang mendesain rumah panggung itu mengatakan, rumah tersebut bukanlah hunian sementara yang dibangun ala kadarnya, namun lebih dari itu sebagai hunian permanen karena mampu bertahan 5 - 10 tahun.
Dikatakannya, di Magelang bisa dikatakan merupakan pilot project bagi penyediaan hunian khusus penanganan pasca bencana (recovery).
Selain kokoh dan aman, menurutnya, rumah panggung ini didesain ramah biaya dimana 1 unit rumah hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 14 juta dan juga ramah lingkungan karena bisa dibongkar pasang (knock-down).
“Rumah ini bisa dibongkar dan dipasang kembali di tempat lain yang lebih membutuhkan, sangat praktis,” tambahnya. (sha)