Warta

Gerakan Nasional Tidak Pilih Politisi Busuk Dideklarasikan

Ahad, 28 Desember 2003 | 16:52 WIB

Jakarta, NU.Online
Seiring hari terakhir penyerahkan daftar calon legislatif (caleg) oleh partai politik (parpol) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), sejumlah tokoh nasional dan LSM mendeklarasikan “Gerakan Nasional Tidak Pilih Politisi Busuk”. Deklarasi tersebut akan di pusatkan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Senin (19/12).

Tokoh yang akan terlibat diantaranya, Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua PP Muhammadiyah Syafi’i Ma'arif,  Ekonom Emil Salim, Faisal Basri,  Asmara Nababan dan Teten Masduki. Sedangkan LSM yang bergabung antara lain  ICW, YAPIKA, LP3ES. WALHI CETRO, YLBHI, LSPP,  Transpasarsi Indonesia, KONTRAS serta ratusan lSM di daerah.

<>

Menurut salah satu pengagas gerakan ini yang juga peneliti LP3ES Adnan Anwar, deklarasi tersebut bertujuan  untuk mempublikasikan secara luas kepada masyarakat mengenai “Gerakan Nasional Tidak Pilih Politisi Busuk”. Dengan publikasi yang terus-menerus, dari gerakan ini berharap masyarakat akan mendukung dan memback up gerakan ini.

“Gerakan seperti ini perlu terus menerus dipublikasikan agar masyarakat selalu ingat akan gerakan ini. Dengan begitu, pada saat pemilu tiba masayarakat tidak lupa. Dan mereka tidak memilih politisi yang track recordnya buruk atau politisi busuk,” tandasnya  kepada NU.Online, di Jakarta, Ahad (18/12).

Lebih lanjut Adnan menjelaskan, deklarasi “Gerakan Nasional Tidak Pilih Politisi Busuk” besok merupakan kelanjutan dari statmen bersama LSM-LSM yang siap berkampanye tidak memilih dan melawan politisi busuk beberapa hari lalu. Gerakan tersebut bertujuan untuk menghadang masuknya para politis yang pernah melakukan tindakan KKN, Pelanggaran HAM, Perusakan Lingkungan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

“Gerakan ini dengan cara mempublikasikan nama-nama politisi yang dicalonkan partai politik dalam daftar caleg tetap. Gerakan ini juga akan dilakukan dengan cara mencoba melakukan lobi kepada pimpinan partai politik untuk tidak memasukan para caleg yang nyata-nyata pernah terlibat pada katagori pelanggaran di atas,” papar lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini.

Ditambahkan Adnan, gerakan tersebut dilancarkan guna mebersihkan lembaga politik formal seperti DPR agar diisi oleh orang-orang bersih. Dengan cara seperti itu, pula proses reformasi akan dapat dilakukan karena prasyarat reformasi adalah terbentuknya sebuah kelembagaan politik yang kredibel akuntabel dan dipercaya oleh masyarakat.

“Melalui gerakan ini diharapkan masyarakat akan terlibat melakukan pemantauan secara aktif terhadap calon-calon yang akan dipilihnya. Dengan cara ini maka akan ada keterikatan yang dalam antara para pemilih dengan orang yang akan dipilihnya. Dengan demikian istilah membeli kucing dalam karung akan bisa dihindari, karena sejak awal masayarakt sudah dilibatkan dalam pemantauan,” tutur Andan.

Untuk memulai gerakan ini, akan diambil langkah berupa investigasi nama-nama yang telah masuk daftar caleg tetap di KPU. Menurutnya, investigasi dilakukan secara cermat, hati-hati berdasar pada fakta-fakta yang ada. “Jadi jika kita bisa menyebut nama politisi yang termasuk kategori politisi busuk itu berdasarkan fakta, bukan fitnah,” imbuhnya. (ful/cih)


Terkait