Jakarta, NU.Online
Gempa susulan berkekuatan 6,2 skala Richter kembali melanda Nabire, Papua. Akibat gempa yang terjadi pada Sabtu (7/2) pukul 12.00 WIT, enam orang meninggal dunia. Menurut Juru Bicara Kodam XVII/Trikora Mayor (Inf) G.T. Situmorang, jumlah korban yang tewas dari gempa di Nabire sejak dua hari lalu dan kemarin menjadi 31 orang. “Sedang yang luka berat 80 orang dan luka ringan ada 72 orang,” ujar Situmorang
Menko Kesra Yusuf Kalla didampingi Menteri Sosial Bachtiar Hamzah dan Menteri Kimpraswil Soenarno, Sabtu ini sempat meninjau Nabire. Gubernur Provinsi Papua Jaap Solossa mendampingi kunjungan menteri tersebut. Rencananya bantuan susulan kepada korban baru akan diberangkatkan dari Biak ke Nabire esok hari dengan menggunakan kapal laut bernama Papua I dan Papua II.
<>Selain memakan korban jiwa, beberapa objek vital di Kota Nabire juga mengalami kerusakan, salah satunya Depot Pertamina Nabire. Menurut Juru Bicara PertaminaUnit Pemasaran VIII Jayapura, Syaiful Bachri berdasarkan laporan yang diterimanya, gempa tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada Jetty Head (jembatan) anjlok, pipa avtur dan minyak tanah (kerosin) patah. Selain itu, tangki pemadam tembok rusak, rak-rak pelumas ikut rusak dan beberapa rumah dinas Pertamina ikut juga mengalami kerusakan.
Kerusakan lainnya terjadi pada fasilitas pendidikan. Tercatat enam sekolah, diantaranya satu SLTA, satu SMP dan empat SD mengalami kerusakan. Juga Kantor Pembantu Navigasi rusak parah, tujuh gereja dan lima mesjid tidak dapat berfungsi sama sekali, begitupun dengan rumah sakit dan puskesmas yang ada di Nabire juga tidak dapat dipakai kembali.
Sampai Sabtu malam, situasi Kota Nabire gelap gulita. Menurut Nataniel M, staf pos kontak Els-HAM di Nabire, pihak PLN sudah mengumumkan kalau selama satu minggu, sejak terjadi gempa Jumat (6/2) listrik tetap padam. Menurutnya, RSUD Nabire kewalahan menerima pasien dari korban gempa. Akibatnya, pasien di RSUD tersebut penuh dan sebagian dievakuasi ke Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Mimika, Timika, dan juga ada yang dievakuasi ke Kota Makassar di Sulawesi Selatan. Dijelaskan Nataniel, hingga pukul 20.00 WIT telah terjadi enam belas kali goncangan susulan (ti/cih)