Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS), KH Hasyim Muzadi menggelar pertemuan tertutup dengan mantan presiden Megawati Soekarno Putri di kediaman Megawati, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (5/7).
Hasyim datang ke kediaman Megawati sekitar pukul 10.50 WIB dengan mengendarai sedan warna hitam, dan langsung masuk ke halaman rumah Mega. Hasyim lalu disambut Mega yang nampak memakai baju merah dengan didampingi Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo. Mereka lalu menggelar pertemuan di ruang tamu. Wartawan yang melakukan liputan hanya dibolehkan mengambil gambar beberapa menit, dan tidak diperkenankan mengikuti isi pertemuan.<>
Usai bertemu Mega, Hasyim mengatakan, pertemuan tertutup itu hanya membahas hal-hal terkait kegiatan dan program ICIS. Dalam waktu dekat ini, ICIS menggelar halaqah internasional dan mengundang Mega sebagai salah pembicara. “Hanya bicara soal ICIS dan nasionalisme kebangsaan,” kata Hasyim kepada wartawan.
Menurut Hasyim, ICIS yang bulan ini genap berusia enam tahun telah tiga kali menggelar konferensi internasional. Dan, lahirnya tak lepas dari peran Mega ketika masih menjabat sebagai Presiden.
"Ide lahirnya ini berawal dari saya dan mantan menteri luar negeri yang saat itu dijabat Hasan Wirajuda. Karena rekomendasi presiden ICIS bisa go internasional. Presiden saat itu kan Ibu Mega," terang pengasuh pondok pesantren Al Hikam Malang dan Depok ini.
Dalam pertemuan tersebut, Hasyim melaporkan kepada Mega bahwa ICIS didirikannya telah menjadi bagian penting bagi dunia internasional. Bahkan, bisa bnerperan sebagai second track diplomation. “ICIS ini sudah jadi, Bu Mega kan juga perlu tahu karena dulu yang memberi rekomendasi,” ungkap mantan Ketua Umum PBNU ini.
Hasyim juga mengakui adanya perasaan keprihatinan yang sama dengan Mega dalam fenomena menurunnya sikap nasionalisme bangsa Indonesia. "Konsep ICIS, penyatuan Islam moderat dan nasionalisme. Saya berharap beliau bisa sampaikan tentang konsep nasionalisme religius karena saya lihat nasionalisem di Indonesia menurun karena perkembangan global.
Baik Hasyim maupun Mega sepakat, bahwa nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia harus dibangun kembali. “Orang jadi pragmatis dan instan. Ini tentu tidak bagus, sehingga perlu ditumbuhkan nasionalisme di generasi muda," jelasnya.
Seperti diketahui, setelah tak menjabat lagi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi giat di bidang advokasi institusional dengan membesarkan peran dan kiprah (ICIS). Pada beberapa kesempatan, Hasyim berharap ICIS bukan hanya menggelar konferensi umat Islam saja, tapi juga berperan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di beberapa Negara. (mad)