Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) II yang terletak di Jl Matraman Timur No. 5 Menteng, Jakarta Pusat mulai dibangun. Gedung ini terletak di samping Masjid Raya Matraman dan berhadapan dengan bekas rumah almarhum KH Wahid Hasyim yang sekarang menjadi kantor The Wahid Institut (WI).
Acara peletakan batu pertama diadakan Selasa (26/1) pagi tadi, dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh NU antara lain Menteri Agama Suryadharma Ali, mantan menteri agama Maftuh Basyuni, Rais Syuriyah PBNU KH Saifuddin Amtsir, Katim Aam PBNU H Nasaruddin Umar, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua PBNU H Ahmad Bagdja dan Sekjen PBNU Endang Turmudzi.<>
Sejumlah pimpinan lembaga dan badan otonom NU juga hadir seperti Ketua PP Lembaga Dakwah NU KH A. Nuril Huda, Ketua PP Lembaga Pendidikan Ma’arif HM Thoyyib IM, Ketua PP Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah (LAZIS) NU Prof Fathurrahman Rauf, dan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indarparawansyah.
Gedung PBNU II ini akan dibangun 4 lantai dengan luas masing-masing lantai 10 m2 x 30 m2 yang dirancang dengan arsitektur modern, indah dan nyaman. Lantai dasar gedung ini akan digunakan sebagai tempat shalat yang merupakan perluasan dari Masjid Matraman.
Gedung ini juga akan dilengkapi dengan ruang pertemuan, ruang rapat, workshop dan pelatihan, serta ruang perpustakaan dan ruang kantor beberapa lembaga di bawah naungan PBNU. Proyek pembangunan gedung diketuai oleh H Abbas Mu’in dan Sekretaris HM Iqbal Sullam.
Waktu yang direncanakan untuk menyelesaikan pembangunan gedung ini direncanakan 12 bulan lamanya, terhitung mulai Januari 2010 ini. Biaya yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp. 5.448.000.000,-.
Menurut Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, pembangunan gedung ini telah direncanakan sejak lama, dan baru pada awal tahun 2010 ini bisa dimulai atas prakarsa dan bantuan sejumlah pihak.
Menteri Agama H Suryadharma Ali saat memberikan sambutan mengatakan, PBNU secara praktis memang memerlukan gedung tambahan, mengingat lingkup kegiatan yang dilakukan juga cukup padat dan menjangkau beberapa bidang pengabdian.
"Gedung yang ada sekarang kurang memadai jika dibanding kegiatan PBNU yang sangat padat, ditambah kegiatan lembaga dan badan otonomnya," kata Suryadharma. (nam)