Makasar, NU Online
Masalah yang amat sulit dihadapi kader-kader nahdliyin ketika terjun ke dunia politik praktis adalah transformasi nilai dari benar-salah, menjadi menang-kalah. Ketika seorang kader berada dalam organisasi pengkaderan dan kemasyarakatan, maka nilai-nilai yang harus dilakukan dan ditegakkannya adalah nilai benar-salah. Apakah yang dilakukan benar atau salah.
Namun, dalam pertarungan politik memperebutkan kekuasaan, nilai-nilai yang diperjuangkan bukan lagi soal benar atau salah, tapi adalah pertarungan menang-kalah. Seorang kader harus mengenali aturan main, relasi dan kepentingan harus diperjuangkan dan direbut dalam percaturan <>politik praktis.
Demikian dinyatakan Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa Eman Hermawan dalam Halaqah Kader Muda Partai dengan tema Menimbang Peran Kaum Muda NU Dalam Proses Mengelola Negara, di Asrama Haji Sudiang Makassar, Rabu (23/3). Menurut Eman, setiap kader harus memahami peta daerah. Mana daerah merah, hijau dan kuning.
"Jika daerah merah, maka kita harus menghadapinya dengan merah pula. Di daerah sufi, cara menghadapinya pun haruslah dengan pendekatan sufi. Jangan daerah merah didekati juga dengan pendekatan sufi. Jika ini terjadi, maka kekalahanlah yang harus diterima,” kata Eman yang juga Ketua DPP PKB ini.
Sementara itu, Pengurus Pimpinan Wilayah GP Ansor Sulawesi Selatan Lukman Sunusih, menanggapi paparan Eman mengungkapkan, NU dengan potensi yang dimiliki akan selalu menarik. Ia ibarat gadis cantik, selalu menggoda setiap orang yang memandangnya. (arm)