Warta

Fatayat NU Bertekad Bantu Tingkatkan IPM

Senin, 14 Mei 2007 | 02:58 WIB

Cirebon, NU Online
Ranking indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia di tingkat dunia berada di urutan 112. Angka tersebut satu digit di atas Vietnam yang baru saja merdeka. Hal itu disebabkan secara ekonomi masyarakat Indonesia sebagian besar berada dalam kondisi terpuruk.

Demikian diungkapkan Ketua Pengurus Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Maria Ulfah Ansori di hadapan ribuan jamaah saat menghadiri Harlah ke-57 Fatayat NU tingkat nasional di Lapang Pataraksa Sumber, Ahad (13/5), seperti dilaporkan kontributor NU Online Cirebon Kalil Sadewogt;.

Dalam hal pendidikan, banyak masyarakat yang tidak mendapatkan kesempatan mengikuti proses belajar mengajar. Bahkan dalam bidang kesehatan, termasuk kondisinya tidak baik. Padahal salah satu tolok ukur sebagai negara maju, diukur dari tiga faktor tersebut.

Lebih lanjut dikatakannya, harlah kali ini mengusung tema "Selamatkan Ibu dan Balita dari Kematian dengan Pola Hidup Sehat dan Berkualitas", karena sampai saat ini di Indonesia angka kematian ibunya masih cukup tinggi, yakni 307/100 ribu kelahiran ibu.

"Bandingkan dengan negara lain, misalkan Piliphina, yang hanya 46/100 ribu kelahiran ibu. Apalagi dibandingkan dengan Singapura 5/100 ribu kelahiran ibu. Begitu pula pada angka kematian balita, sampai sekarang 45/1000 kelahiran. Kalau ada 1000 bayi lahir, artinya 46 adalah yang meninggal," katanya.

Kondisi tersebut harus dicegah melalui proses persalinan yang benar. bahkan harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas balita.

Fatayat sebagai organisasi kemasyarakatan anggotanya perempuan yang berada pada usia yang sangat produktif dan rentan, yakni usia 20-45 produktif. Bila tidak diupayakan secara maksimal, pada kader-kader Fatayat akan banyak sekali kesempatan yang terlewatkan.

Ketua Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Barat, Imas Masithoh mengatakan, banyaknya ibu hamil yang meninggal saat melahirkan atau proses persalinan tidak hanya menjadi urusan perempuan, namun mestinya menjadi tanggung jawab kalangan laki-laki. Keberadaan Fatayat ini, kata dia, ingin ikut serta berperan mengatasi persoalan bangsa, termasuk memperjuangkan kesetaraan gender, mewujudkan kesejahteraan dan menghapuskan ketidakadilan.

Hadir pada kesempatan itu Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Cirebon Farikhatul Aini, Dirjen Bimas Islam Depag RI Nazarudin Umar, Gubernur Jabar Danny Setiawan, Ketua DPRD Jabar H Ruslan, Kanwil Depag Provinsi Jabar KH Muhaemin Luthfi dan Kepala Bakorwil Cirebon Tubagus Hisni, serta Bupati Cirebon Dedi Supardi beserta tamu undangan lainnya.

Dikatakan Danny Setiawan, ternyata Jawa Barat mampu menghasilkan putra putri yang berkiprah dalam pembangunan dengan menempatkan perempuan pada kedudukan yang terhormat. Diakui Gunernur Danny, saat ini masih ada praktik-praktik yang merugikan perempuan, seperti pornoaksi, kekerasan di rumah tangga dan traficking.

"Ini memang menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun pemerintah tidak bisa bertindak sepihak. Perlu adanya peran serta masyarakat," ujar Danny Setiawan.

Menurutnya, komitmen Fatayat dalam berbagai programnya ini sebagai langkah bersama-sama dalam mengejar percepatan pembangunan kesehatan. Tema yang dipilih, dinilainya sangat relevan.

Diakuinya, di tingkat nasional, IPM Jabar berada pada pada urutan ke-16, dengan warga miskin mencapai 11 juta. Angka harapan hidup pun masih pada 66 tahun, karena masih banyak angka kematian ibu dan bayi. Jadi kalau angka kematian bayi direduksi dan angka kematian ibu dikurangi, berarti derajat kesehatan masyarakat akan baik lagi.(nam)


Terkait