Duta Besar RI untuk Qatar, Rozy Munir, menghadiri peresmian Gereja “Our Lady of the Rosary”—gereja Katolik pertama di negara tersebut, di Mesaimeer, Doha, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, Rozy mengungkapkan, pendirian gereja tersebut akan menambah upaya dialog antarumat beragama di negara tersebut.
“Sehingga menjadikan saling memahami ajaran agama masing-masing dan akan lebih menghormati berbagai agama yang ada serta terjadinya silaturrahim, perdamaian, kesejahteraan dan toleransi,” ungkap Rozy yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online di Doha, Ahmad Sudrajat.<>
Ia menjelaskan, pendirian gereja tersebut merupakan potret toleransi yang menggambarkan Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh manusia dan alam semesta. “Hal ini menjadikan pluralisme agama dan suku, sangat dihargai di Qatar,” pungkas mantan menteri Penanaman Modal dan BUMN di era pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid itu.
Selain Rozy, hadir juga pada kesempatan itu, Wakil Perdana Menteri Qatar Abdullah bin Hamad Al-Atiyyah. Tampak pula beberapa Kardinal dari Vatikan, di antaranya, Archbishop Mounjid Al-Hasyim, Paul Hinder serta sejumlah Romo dari Qatar dan kawasan sekitarnya.
“Pembangunan dan peresmian gereja ini untuk menjembatani perbedaan melalui dialog dan rahmat bagi yang lain serta mencintai sesama,” kata Al-Atiyyah tentang kebijakan pemerintahnya mengizinkan pembangunan gereja itu.
Pembangunan gereja yang dapat menampung 1000 jamaah tersebut menelan biaya sekitar 20 juta dolar Amerika Serikat. Kini, sedang dibangun akses jalan, beberapa gedung dan asrama penunjang di sekitarnya.
Qatar merupakan negara berpenduduk 1 juta jiwa yang terdiri dari sejumlah etnis dan agama. Di antaranya, India, Nepal, Filipina, Bangladesh, Pakistan dan negara-negara Timur Tengah. Warga negara Indonesia di negara itu mencapai 25 ribu jiwa dan Malaysia 2000 jiwa. (rif)