Jakarta, NU Online
Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag Taufiq Kamil mensinyalir, kemungkinan ada calo yang menawarkan kuota Haji Khusus bagi penyelenggara haji dengan mematok harga tertentu dan pada akhirnya membebani jemaah.
"Itu mungkin calo, dia permainkan orang-orang itu seolah kuota masih ada, tak usah jemaah yang orang kampung biasa, saya saja Dirjen pernah ditawari kuota. Dia lupa saya Dirjennya," kata Taufiq Kamil saat ditanya wartawan soal pihak mana yang menjual kuota seharga 400 dolar AS, seusai Jumpa Pers tentang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional di Jakarta, Selasa.
<>Sebelumnya diberitakan, PT Gema Wahyu Pratama dan pembinanya Taruna-Alquran meminta tambahan biaya 1.600 dolar AS kepada para jemaahnya sebesar 400 dolar agar bisa berangkat ke tanah suci. Biaya sebesar itu disebutkan akan digunakan untuk pemberian kuota haji khusus.
Ia mengulangi kembali, kuota haji khusus sebanyak 12 ribu itu sudah tidak ada penambahan lagi meskipun Menteri agama Said Agil Al Munawar telah mengupayakan tambahan 3.000 jemaah ONH Plus ke Kementerian Haji Arab Saudi.
Ia juga tidak membantah kemungkinan jual beli kuota terjadi di antara penyelenggara perjalanan haji yakni antara penyelenggara yang banyak mendapat kuota namun tidak memiliki jemaah kepada penyelenggara yang hanya memiliki kuota sedikit namun memiliki banyak jemaah. "Tetapi kalau seandainya begitu, tukar-menukar kuota itu terjadi sebelum dikeluarkannya MOU 29 Agustus," katanya. Jika dilakukan sesudah 29 Agustus, lanjut dia, tidak mungkin karena para penyelenggara haji sudah selesai menyetorkan ONH Plus para jemaahnya masing-masing ke Bank.
Depag, ujarnya, menyerahkan seluruh pembagian quota haji khusus sebanyak 12 ribu jemaah tersebut kepada asosiasi penyelenggara haji sendiri setelah ada kesepakatan pembagian kuota di antara sekitar 200 penyelenggara haji tersebut.
Transparansi
Soal perlunya transparansi tender komponen-komponen biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) seperti pemondokan, transportasi dan juga katering, ia menegaskan bahwa semua itu sudah dilakukan transparan di hadapan DPR. "Nggak ada yang tertutup, semua terbuka," katanya.
Soal suara adik Menteri Agama yang disiarkan salah satu Stasiun TV hasil rekaman telpon salah satu mantan rekanan Depag yang menunjukkan adanya upaya pemerasan, Taufik Kamil berkomentar itu bukan suara adik Menteri yang juga pegawai Direktorat Penyelenggaraan Haji Depag itu.
"Begitu Menteri dengar berita itu dia langsung telpon adiknya. Dia panggil adiknya dan adiknya bersumpah: "Wa Allah saya tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan," katanya.(mkf)