Deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Muchith Muzadi memimpikan partai-partai politik berbasis warga NU (nahdliyah) bersatu.
"Saya bermimpi suatu saat nanti, partai-partai NU bisa bersatu lagi. Meskipun nanti saya sudah tidak ada, islah partai-partai NU akan terwujud," katanya saat memberikan taushiyah dalam Deklarasi Komite Islah di kantor PWNU Jawa Timur Surabaya, Kamis (10/6).<>
Namun Mustasyar PBNU itu mengakui upaya menyatukan partai-partai politik NU akan menghadapi banyak rintangan.
"Rintangan dan kesulitan pasti ada, tapi alhamdulillah gagasan islah itu sudah mulai dilakukan sekarang meskipun tidak merata karena tidak semua pengurus partai politik datang," kata sesepuh NU berusia 78 tahun itu.
Sejak berkecimpung di dalam NU pada 1941, Kiai Muhith mengaku banyak cobaan dan rintangan yang dihadapi ulama dan pengurus dalam membesarkan jam`iyah yang didirikan pada 1926 itu.
Walau begitu, para ulama dan pengurus NU selalu mampu menyelesaikan konflik di tubuh NU sehingga sampai sekarang organisasi itu tetap berdiri kokoh.
Ia berharap, PKB pro-Gus Dur, PKB pro-Muhaimin, dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) mampu menjalin rekonsiliasi menjadi partai politik besar.
Deklarasi Komite Islah dua kubu PKB berbeda dan PKNU itu digagas Hasan Aminuddin (Ketua DPW PKB Jatim pro-Gus Dur) dan Lukman Edy (Sekjen DPP PKB pro-Muhaimin).
Selain Kiai Muchith, acara itu dihadiri KH Miftahul Akhyar (PWNU Jatim), KH Zainuddin Djazuli, KH Nurul Huda Djazuli, KH Anwar Iskandar (ketiganya Dewan Syura PKNU Jatim), Hj Lily Chodidjah Wahid (Dewan Syura DPP PKB pro-Muhaimin), dan KH Aziz Masyhuri (PP Denanyar Jombang).
Sementara itu, KH Nurul Huda Djazuli menyatakan, NU harus punya sayap partai politik meskipun tetap harus mempertahankan garis "Khittah 1926".
"Khittah yang diputuskan dalam Muktamar NU Situbondo bukan berarti mengabaikan persoalan politik karena tidak selaras dengan ajaran di dalam Alquran dan Hadis," kata pengasuh PP Al Falah, Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri itu.
Oleh sebab itu, dia mendukung upaya islah demi terwujudnya partai politik yang kuat di bawah NU meskipun bukan hal yang mudah. (ant/sam)