Tradisi bahtsul masa’il atau pembahasan masalah keagamaan di pesantren sedianya menjadi forum intelektual Nahdlatul Ulama. Forum ini mempunyai nilai penting sebagai cara untuk mencari kebenaran ilmiah,namun dengan tetap menjaga muasyarah atau ukhuwwah islamiyah.
Ketua Majelis Pengasuh Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar KH Abdus Salam Shohib mengatakan, bahtsul masa’il setidaknya mempunyai tiga fungsi. Pertama, fungsi ilmiah. Kedua sebagai silaturahim antar pondok pesantren, dan ketiga sebagai upaya menjaga dan melanjutkan tradisi ulama salaf.<>
Hal tersebut disampaikan Gus Salam, panggilan akrab KH Abdus Salam Shohib, dalam sambutan acara Forum Bahtsul Masa’il Pondok Pesantren (FBMPP) se-Jombang di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Kamis malam (17/12) lalu.
”Forum bahtsul masa’il berfungsi untuk mencari kebenaran ilmiah. Dalam rangka mencari kebenaran itulah, kerap terjadi perbedaan pendapat yang sengit, namun itu tidak mempengaruhi muasyarah (interaksi sosial) di antara sesama kiai,” imbuhnya.
Ia mencontohkan perdebatan tiada henti antara dua pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Bisri Sansuri. ”Setelah mereka berdebat ya biasa saja,”imbuhnya sembari mengutip buku yang ditulis KH Abdurrahman Wahid ”KH Bisri Syansuri, Pecinta Fikih Sepanjang Hayat.” (yus)