Nahdlatul Ulama menghadapi tantangan berlipat saat ini dibandingkan tahun 1984. Salah satunya adalah tantangan dari kelompok Islam Wahabi radikal yang menyusup ke kantong-kantong NU.
Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Ketua Pengurus Besar NU, KH Masdar Farid Mas'udi, dengan sejumlah petinggi NU cabang Jember, Kencong, dan Lumajang, di Pondok Pesantren Al Amin Ambulu, Senin (10/8).<>
Masdar menganggap pertemuannya dengan sejumlah petinggi NU itu tidak ada yang istimewa. Diwawancarai beritajatim.com usai pertemuan, ia mengatakan, jika NU bertekad kembali ke khittah, maka sesungguhnya tekad itu harus berlipat ganda.
"Tahun 1984 tantangan NU hanya satu: tidak disukai penguasa. Kalau sekarang, tantangannya dari atas, samping kiri-kanan, dan dari bawah," kata Masdar.
Dari atas, menurut Masdar, ada perebutan kekuasaan yang terus terjadi dari waktu ke waktu, yang menyeret NU untuk berpolitik praktis. Politik praktis sendiri, kata dia, "tend to corrupt (cenderung korup). Karena menjejaki politik praktis, NU kemasukan penyakit money politics. Kalau NU kemasukan penyakit money politics, lalu siapa yang diandalkan menjadi guru moral dan akhlak?."
Dari samping, NU menghadapi tantangan dari kelompok fundamentalisme radikal. Kelompok ini menyusup ke kantong-kantong NU. "Banyak masjid NU dikuasai dan disusupi," kata Masdar bernada prihatin.
Bagaimana mereka bisa masuk? Masdar mengatakan, kelompok radikal masuk melalui masjid. "Masjid itu kan kantong umat. NU mengambil jarak dan tak begitu care (peduli) dengan umat. NU harus sungguh-sungguh ngopeni (memelihara) umat," katanya.
Sementara itu, NU justru menghadapi tantangan dari umatnya sendiri. Umat sudah tidak lagi memiliki kesetiaan yang tinggi terhadap para kiai. "Terakhir mengarahkan NU untuk mendukung Si A, ternyata umat mendukung Si B. Pimpinan NU ditinggal sendirian sama umatnya," kata Masdar.
Masdar berpendapat, perlu ada upaya sungguh-sungguh untuk mengembalikan NU ke jati diri sebagai organisasi yang melayani umat. Itulah sesungguhnya makna sejati khittah 1926. (mad)