Warta

Arab Saudi Diminta Segara Benahi Manajemen Haji

Ahad, 8 Februari 2004 | 13:39 WIB

Jakarta, NU.Online
Pemerintah Arab Saudi diminta untuk segera membenahi manajemen haji secara signifikan untuk menghindari terulangnya tragedi Mina. Pembenahan itu harus dilakukan secara menyeluruh dan integrated di tempat-tempat yang rawan kecelakaan, seperti di Mina dan Musdhalifa.

Demikian disampaikan Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masduki Baidlawi kepada NU.Online, di Jakarta, Ahad (8/2),

<>

Selain itu, kata Masduki, pemerintah Indonesia terutama amirul haj jajaran Departeman Agama (depag) juga harus melakukan dua hal besar yang harus segera di tindak lanjuti terkait dengan trgadedi Mina. Pertama, melakukan pembenahan yang terkait dengan manajemen internal haji di Indonesia, terutama yang menyangkut pendisiplinan dan pemahaman secara detail para jamaah dan para pemimbing haji. 

“Selain itu mereka juga harus paham terhadap aturan-aturan atau penjadwalan yang berlaku di Arab Saudi dalam seluruh prosesi ibadah haji. intinya adalah bagaimana agar peristiwa Mina 2004 benar-benar dijadikan pelajaran agar kejadian yang tragis itu tidak terulang,” katanya.
Kedua, imbuhnya, pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh melakukan loby secara intensif terhadap negara-negara Islam di dunia agar sama-sama melakukan penekanan terhadap pemerintah Arab Saudi untuk melakukan pembenahan secara signifikan terhadap pola bangunan jamarot di Mina.

“Untuk lebih efektif, loby dilakukan melalui forum OKI. Melalui forum tersebut Indonesia dan negara muslim lainnya, bersama-sama melakukan tekanan terhadap Arab Saudi, bahkan kalau perlu meloby Amerika Serikat, negara yang selama ini selalu ditaati Arab Saudi, agar Saudi segera membangun jamarot secara signifikn,” imbuhnya.

Sebab, kata Masduki, selama ini pemerintah Arab Saudi melakukan pembenahan haji selalu bersifat parsial atau setengah-setengah.  Ia mencontohkan, ketika terjadi tragedi haratullisan atau Muaishim dimana korban jiwa melebihi 1000 orang dan terbesar berasal dari Indonesia, pemerintah Saudi hanya membuat terowongan kembar, karena karena saat kejadian hanya satu terowongan,  begitupula ketika terjadi kebakaran di Mina, pemerintah Arab Saudi hanya membenahi tenda tahan api.

“Pemerintah Saudi tidak melihat secara integral kondisi lembah Mina yang sempit, daya tampung hanya untuk 200-300 ribu orang, tetapi pada saat hari 'H' ibadah haji melimpah menjadi dua juta orang. Kondisi ini apabila tidak segera dibenahi, maka akan timbul korban-korban berikutnya yang jumlahnmya kemungkinan akan berlipat-libat dari tragedi mina yang terakhir,” tandasnya.

Selain itu, model bagunan bertingkat tempat pelemparan jumaroh, hendaknya dibangun agar antara jamaah yang hendak masuk dan keluar berbeda jalan, sehingga tidak menimbulkan arus jamaah yang berlawanan. “Dengan cara seperti itu di jamin aman dan nyaman oleh para jamaah,” paparnya. (ful)


Terkait