Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo memberikan bantuan sembako dan uang kepada puluhan korban puting beliung asal Desa Tambak Sumur dan Tambak Rejo, Kecamatan Waru.
Penyerahan bantuan ini lansung dipimpin oleh Ketua PC GP Ansor Sidoarjo, H Agus Ubaidilah dengan mendatangi langsung ke masing-masing korban termasuk yang rumahnya rata dengan tanah itu.<>
Agus, sapaan akrap Ketua PC GP Ansor itu, merasa iba dan kaget karena mereka masih menempati tempat tinggalnya yang tinggal puing-puing itu tanpa atap. Mereka masih tidur diatas alas kasur los tanpa dinding maupun atap. "Terus terang saya kaget melihat kondisi mereka yang sangat memprihatinkan," ucap Agus dengan meneteskan air mata, Ahad (20/12) seperti dilansir beritajatim.com.
Menurutnya, bantuan yang diserahkan tanpa ada maksud apapun. Ini sebagai rasa solidaritas sesama dan keprihatinan pemuda Ansor Sidoarjo atas nasib mereka. Ucap dia, bantuan ini murni dari swadaya kaum muda Ansor Sidoarjo melalui beserta PAC Waru. "Bantuan ini tidak ada tendensius sedikitpun dan apapun," tuturnya.
Ditambahkannya, bantuan ini tak akan berhenti sampai disini. Dirinya juga memerintahkan kepada PAC GP Ansor Waru untuk membuka posko peduli bencana puting beliung dikawasan setempat. "Hasil dari shodaqoh jariyah para dermawan yang terkumpul akan sepenuhnya diberikan kepada semua korban puting beliung tersebut," terang dia.
Sajuri (45), korban puting beliung asal RT 6 RW 3 Tambak Sumur, mengaku baru kali menerima sumbangan dari pihak luar. Pendataan pasca sehari kejadian, sudah dilakukan oleh Pemkab Sidoarjo yakni Dinas Sosial. Namun dirinya bersama korban yang lainnya belum mendapatkan bantuan apapun.
Akibat kejadian itu (puting beliung red,) dirinya mengalami kerugian sekitar Rp 25 juta. Saat atap rumahnya terbang dan masuk ke sungai buntung, banyak perabotan rumahnya yang hilang hanyut ke dalam sungai. Kulkas dan perabotan lainnya masih terendam didalam sungai itu. Tapi Sajuri tidak tahu sudah hanyut sampai mana harta bendanya ikut terbawa derasnya aliran air sungai itu.
"Waktu itu yang saya pikirkan hanya keselamatan anak saya (Mustafidin) yang ikut terbawa bersama kontruksi rumah yang bergeser ke sungai saat sedang menunaikan sholat ashar," paparnya lirih dengan mengaku untuk mendirikan kembali bangunan rumahnya membutuhkan dana senilai RP 10 jutaan. [mad)