Masyarakat diminta meningkatkan pemahaman mengenai keberagamaan dan selalu bersikap toleransi. Langkah ini perlu dilakukan semua pihak terutama generasi mudanya sehingga anarkisme bernuansa agama tidak berkembang luas.
Demikian diungkapkan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Temanggung Zaenal Faizin dihubungi NU Online, Rabu (9/2), terkait kerusuhan berbasis agama di Temanggung. Menurut dia, munculnya anarkisme disebabkan masyarakat masih memiliki kecenderungan sikap mementingkan golongannya sendiri tanpa memandang kepentingan umum.<>
"Pemahaman terhadap universalisme dan inklusifisme Islam perlu ditubuhkembangkan seraya meminimalisir sikap partikularisme," ujar pria asli Kudus ini.
Menurutnya, kerusuhan Temanggung menunjukkan masih adanya formalisme terhadap intitusi aliran agama dalam diri masyarakat serta lemahnya lembaga hukum dalam menyelesaikan kasus penistaan agama.
"Karenanya semua pihak harus mampu menahan diri dan bersikap rasional - proporsional terhadap segala hal dengan selalu mengembangkan prinsip ummatan wasathon," tandasnya
Tambahnya, masyarakat Temanggung sebenarnya selalu guyup rukun, anti kekerasan atau tidak suka konflik.
"Dalam menyikapi masalah, perlu rembug bersama baik tokoh kyai maupun komponen lainnya untuk menentukan langkah dan sikap yang tidak merugikan semua pihak. Sehingga sikap masyarakat Temanggung yang anti kekerasan masih tetap terjaga," tegas Faizin. (adb)