Warta

100 Hari H M. Said Budairy Diperingati dengan Tahlilan

Ahad, 14 Maret 2010 | 07:09 WIB

Jakarta, NU Online
Peringatan 100 hari meninggalnya tokoh NU yang mengabdikan diri di bidang jurnalistik, H M. Said Budairy, diadakan dengan menggelar kegiatan tahlilan di Masjid Baitul Ilmi, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Ahad (14/3).

Sejumlah tokoh masyarakat dari kalangan NU, MUI dan pejabat pemerintahan hadir dan mengikuti acara tahlilan ini, antara lain Chalid Mawardi, Abdullah Syarwani, Aisyah Hamid Baidlowi, Muhaimin Zen, Slamet Effendi Yusuf, Masdar Farid Mas’udi, Lukman Hakim Saifuddin, Dr Umar Wahid, dan Syahrizal Syarif beserta keluarga besar H M. Said Budairy.<>

Abdullah Syarwani, aktivis senior NU yang juga mantan duta besar RI di Lebanon mengatakan, tahlilan atau pembacaan doa bagi orang yang meninggal dunia yang dilakukan pada hari ke-1 sampai ke-7, serta pada heri ke-40 dan ke-100 merupakan tradisi keagamaan NU yang terus dikembangkan. ”Saya turut berbahagia bisa mengikuti tahlilan ini,” katanya.

Chalid Mawardi, teman lama Said Budairy sejak Zaman Bung Karno, dalam kesempatan itu menyampaikan, sosok Said Budairy adalah seorang wartawan NU yang berpegang teguh pada ajaran agama Islam.

Dia bercerita pada saat sidang gabungan bersama kelompok nasionalis dan komunis, dia secara lantang meminta izin untuk menjalankan shalat. ”Juga pada saat mewakili wartawan Asia Afrika, di tengah gurun dalam perjalanan dari Ethiophia Pak Said ini tidak membatalkan puasanya, padahal mestinya boleh,” katanya.

Ketua PBNU KH Masdar Farid Mas’udi mengatakan, Said Budairi adalah salah seorang yang berjasa dalam proses kembalinya NU ke Khittah 1926, lepas dari partai politik. ”Semoga amal perbuatannya kalau belum mendapatkan balasan di dunia mendapatkan balasan di akhirat,” katanya.

Senada dengan Masdar, Slamet Effendi Yusuf bercerita, rumah Said Budairy di Mampang Prapatan menjadi tempat para akrivis dalam menyiapkan proses terbentuknya NU baru. Bahkan istri Said Budairy Chayatun Nufus pun ikut berjasa dalam memasilitasi para tokoh pergerakan NU yang dikomandoi oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Sambutan dari pihak keluarga diwakili oleh Karim Murtadlo, teman sekaligus paman Said Budairy. Menurutnya, Said Budairi adalah seorang yang yang konsisten dan istiqomah dalam menjalankan berbagai aktivitas hidup yang diyakininya benar dan bermanfaat. (nam)


Terkait