Ketika matahari telah naik dan embun mengering di atas daun
anak-anak dengan riang menjentikkan jari dan melangkahkan kaki
membawa secarik halaman untuk ditulisnya sebuah sajak
dari kepingan harapan yang menari-nari di atas awan.<>
huruf-huruf hijaiyyah tampak seperti bunga seroja
lantunan alquran gemanya sampai ke angkasa
kemudian bibir saling sahut-menyahut memintal sajak sunda
dari jejak pena yang diguratkan seorang sepuh yang timpuh.
nian indahnya, tiap rekah kelopak nadanya mengetuk-ngetuk pintu jiwa
meluruhkannya sampai buncah dan gigil.
sudah mencapai angka 23, dari sejak tunas itu tumbuh, tahun 1990
dari sebuah biji yang ditanam di atas sebidang tanah sumurkembang
kini telah merupa pohon yang berdiri tegak dengan bijak.
dan kami adalah bagian dari pucuk-pucuk daun rimbun
semoga tiap helainya, terdapat indah lukisan amaliah.
sudah mencapai angka 23, dari sejak tunas itu tumbuh, tahun 1990
sanlat ini berjalan menapaki jejak maklumat bapak aki
menapaki saja-sajak yang menganak di tiap sudut almanak.
semoga keberkahan mendenyarkan cahaya jauza ke pintu-pintu langit surga.
Bandung, 2013
Zidny "Ilma" Musky, lahir dan besar di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Saat ini tergabung dalam organisasi Fatayat NU Bandung Barat dan Komunitas Penulis Perempuan Indonesia (KPPI) Bandung.