Pesantren

Penerapan PDF di Pesantren Al-Mubarok Manggisan Wonosobo

Jumat, 26 Februari 2016 | 05:30 WIB

Pondok Pesantren Al-Mubarook Manggisan, Wonosobo, Jawa Tengah, yang diasuh KH Nur Hidayatullah sudah satu semester ini melaksanakan program Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Jenjang PDF yang sudah berlangsung adalah ulya yang setingkat dengan madrasah aliyah atau SMA.

PDF di Pondok Pesantren Al-Mubarook diluncurkan Menteri Agama Republik Indonesia pada 25 Mei 2015 di pondok pesantren setempat bersamaan dengan rangkaian acara haflah akhir tahun.

Menurut Nasir, sekretaris Pesantren Al-Mubarok yang turut menangani PDF, setelah pesantren memiliki PDF, santri yang berminat mengikuti sekolah umum nantinya tidak diperbolehkan sekolah di lembaga pendidikan formal luar pondok, karena sudah mempunyai pendidikan formal sendiri. Hal itu untuk menjaga stabilitas peraturan pondok lantaran terdapat kesamaan jadwal dalam keseharian santri dalam mengikuti pembelajaran di pesantren.

"Bagi santri yang sudah sekolah di luar sejak sebelum berdirinya PDF maka itu mendapat toleransi, dipersilakan melanjutkan hingga selesai," kata pengurus pondok asal Jepara tersebut kepada NU Online, Senin (15/2/2016).

Pendidikan Diniyah Formal yang sudah berjalan di Pesantren Al-Mubarok mengajarkan 21 mata pelajaran (mapel). Lima di antaranya merupakan mapel umum, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Bahasa Inggris. Selebihnya adalah mapel dalam pelbagai cabang ilmu Islam yang semuanya berbasis kitab kuning.

Para guru PDF Pesantren Al-Mubarok, lanjut Nasir, untuk mapel keislaman semuanya direkrut dari dalam Pesantren Al Mubarook sendiri, yaitu para santri senior yang sudah kompeten berbagai cabang ilmu Islam meski mereka belum menyandang Sarjana Pendidikan Islam. Sementara untuk pengajar mapel umum pihak pondok merekrut para guru profesional sesuai jurusan bidang mapel masing-masing dari pengajar yang sudah sarjana.

Di antara mapel keislaman yang diajarkan di PDF Pesantren Al-Mubarak antara lain adalah dalam cabang tafsir memakai kitab Tafsir Jalalain, ilmu tafsir (kitab al-Itqaan fii Ulumil-Qur'an), balaghah (kitab Jauharul Maknun), ilmu kalam (kitab al-Iqtisad fil I'tiqad), fiqih (kitab Fathul Mu'in), nahwu-saraf menggunakan Alfiyah Ibnu Malik, tauhid (kitab Husun al-Hamidiyah), tarikh (kitab al-Rahiqul Makhtum), dan untuk cabang akhlak-tasawuf (kitab Kifayatul Atqiya').

Secara terpisah, Aris, staf pegawai Kemenag Wonosobo bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok pesantren, menyatakan pondok pesantren Al-Mubarak dapat mengikuti bahkan menjadi yang pertama membuka PDF ini karena sudah memenuhi kriteria yang disyaratkan.

"Pertama, Pesantren Al-Mubarok merupakan pesantren salaf murni yang belum memiliki pendidikan formal. Kedua, Al-Mubarok sudah memiliki jumlah santri lebih dari tiga ratus santri yang semuanya mukim di pondok yang dibuktikan dengan grafik perkembangan jumlah santri 10 tahun terakhir," ujar Aris kepada NU Online ditemui di ruang kerjanya, Kantor Kemenag Wonosobo, Senin (15/2/2016).

Merujuk pada laman kemenag.go.id, Pendidikan Diniyah Formal (PDF) merupakan lembaga pendidikan formal di bawah naungan Kementerian Agama yang diselenggarakan oleh dan berada di dalam pondok pesantren dengan menggunakan kurikulum yang terdiri atas pendidikan keagamaan Islam yang berbasis kitab kuning (75 persen dari seluruh beban pelajaran) dan pendidikan umum (25 persen dari seluruh beban pelajaran).

Jenjang pendidikannya terdiri terdiri PDF Ula selama 6 tahun setara SD, PDF Wustha selama 3 tahun setara SMP, PDF Ulya selama 3 tahun setara SMA. Sedangkan jenjang pendidikan tinggi ditempuh pada ma'had ali untuk program sarjana, magister, dan doktor. (M. Haromain/Mahbib)


Terkait