Jombang, NU Online
Di Asrama Al-Hambra, lingkungan Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang Jawa Timur selalu diadakan pengenalan dan pendalaman landasan amaliah ala NU. Kegiatan diselenggarakan di asrama asuhan Gus Binhad Nurrohmat setiap Sabtu malam dengan melibatkan seluruh penghuni asrama.
<>
“Kegiatan ini atas kerja kerjasama antara PC Aswaja NU Center Jombang dengan Lembaga Penelitian Universitas Darul Ulum serta asrama Al-Hambra,” kata Ustadz Yusuf Suharto kepada NU Online beberapa waktu berselang.
Usai melaksanakan shalat Isya berjamaah, penghuni asrama diberikan wawasan dan pendalaman seputar amaliah ala NU yang selama ini sudah menjadi kebiasaan dan membudaya di masyarakat.
“Seluruh santri asrama kita berikan pemahaman makna dari seluruh kegiatan ibadah NU tersebut secara terperinci dengan sejumlah alasan pembenar baik dari Al-Qur’an, hadits serta kitab mu’tabar lainnya,” kata Direktur PC Aswaja NU Center Jombang ini.
Tidak semata memberikan pemahaman kepada para santri, mereka juga dapat melakukan tanya jawab secara langsung kepada beberapa narasumber dari Aswaja Center. Dosen Universitas Darul Ulum Jombang ini justru menangkap bahwa antusias para santri demikian tinggi saat tanya jawab dibuka.
“Justru pertanyaan kritis datang saat dialog,” tandasnya. Karena itu, kegiatan sengaja dibuat sedemikian rupa dengan topik yang bervariatif. “Hal ini menjadi nilai lebih bagi para peserta sehingga tidak semata menerima materi, juga bisa beradu argumen dengan para narasumber yang dihadirkan,” lanjutnya.
Sejumlah santri kian terkagum-kagum dan mantap dengan amaliah yang telah dilakukan setiap hari selama di asrama yang juga menjadi bagian dari kegiatan masyarakat sekitar.
“Kami melakukan penelusuran dan menemukan bukti kuat ternyata penggagas istighasah adalah KH M Romli Tamim yang melakukan riyadhah sekitar tiga tahun lamanya serta sejumlah modifikasi dari KH Abdul Wahab Chasbullah demi menemukan rangkaian bacaan yang kini kita kenal,” katanya.
KH M Romli Tamin adalah termasuk Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum dan KH Abdul Wahab Chasbulah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang juga penggagas berdirinya Nahdlatul Ulama.
“Temuan-temuan seperti ini hendaknya dapat disebarkan kepada warga dan santri agar mereka merasa memiliki kemantapan diri yang akhirnya bisa menyebarkannya kepada masyarakat sekitar,” tandasnya.
Apalagi selama ini masyarakat bahkan sejumlah santri hanya melakukan sejumlah amaliah itu dengan tanpa memiliki referensi yang memadai. “Dari sisi pembiasaan sih tidak ada masalah,” kata Yusuf. “Namun bila ada kalangan yang mempersoalkan dasar amaliah itu, maka hendaknya para santri bisa memberikan penjelasan secara baik dan benar,” lanjutnya.
Tahlilan, istighatsah, manakiban, peringatan pada waktu tertentu, yasinan dan sejenisnya menjadi materi yang diajarkan. “Dengan demikian para santri memiliki keyakinan yang memadai atas segala amaliah tersebut,” ungkapnya.
Apalagi kini tengah marak gerakan yang mempersoalkan amaliah tersebut baik saat berada di lingkungan masyarakat maupun ketika para santri menempuh pendidikan di kampus ternama. “Memberikan pemahaman secara mendalam kepada para santri adalah langkah strategis agar mereka nantinya tidak labil dan ragu,” terang Yusuf.
Bahkan diharapkan para santri inilah yang nantinya menjadi pencerah masyarakat dan lingkungan sekitar demi memberikan penyadaran kepada kelompok yang masih mempersoalkan sejumlah amaliah tersebut.
Kini Pondok Pesantren Darul Ulum memiliki sekitar sembilan ribu santri. “Tahun ini yang masuk ada sekitar tiga ribu santri,” katanya. Karena itu memberikan pemahaman kepada para santri yang bekerjasama dengan PC Aswaja NU Center Jombang adalah langkah strategis, apalagi para narasumber telah mempersiapkan makalah pengantar yang bisa dipelajari sebelum dan setelah kegiatan.
“Kita berharap, di asrama dan pesantren lain dapat melakukan hal serupa sehingga pemahaman para santri terhadap amaliah harian semakin mantap,” ungkapnya. “Hal ini penting demi menjaga akidah para santri dan warga dari sejumlah kalangan yang masih senang mempersoalkan amaliah warga NU yang sebenanrnya sarat dengan kebaikan dan nilai ibadah,” terangnya. (Syaifullah/Abdullah Alawi)