Bantul, NU Online
Sebelum mengajar di Madrasah Diniyah, para guru harus meluruskan niat. Jangan berharap materi atau dunia. Jika niatnya ibadah, maka selain mendapatkan ilmu yang berkah, mereka juga akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.<>
Madrasah Diniyah itu warisan para kiai, kalau kita merawatnya dengan sungguh-sungguh dan niatnya ibadah, maka menjadi tabungan untuk kesuksesan masa depan.
Demikian ini disampaikan Drs. Mubtadi'in, sesepuh Madrasah Diniyah Krapyak "Kodama" Yogyakarta dalam halaqoh Peran Penting Madin bagi Masyarakat di Krapyak, Sabtu (23/3).
Bagi Pak Di'in, menjadi guru merupakan kebanggaan, apalagi guru madrasah. Dengan menjadi guru madrasah, maka kita sebenarnya sudah mendekatkan diri dengan para kiai. Ini yang tidak didapatkan di sekolah umum.
KH Asyhari Abta, Rais Syuriah PWNU DIY sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Kodama Yogyakarta mengatakan, menjadi guru harus rajin, istiqomah, greteh, dan tidak putus asa memberikan semangat. Dengan modal itulah, bagi Kiai Asyhari, madin banyak memberikan manfaat dan barokah buat masyarakat.
Sedangkan Jamiluddin, guru Madin Krapyak, merasa sangat bangga menjadi guru madin. Baginya, menjadi guru madin seperti belajar kehidupan kepada anak-anak yang tidak ia dapatkan sebelumnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Rokhim Bangkit-Muyassaroh