Oleh Ahmad Wasil
“Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya berternak diri.” (Pramoedya Ananta Toer).
Kalimat di atas adalah sebuah manifesto terhadap pemuda bahwa mereka harus memiliki keberanian. Keberanian itu dimaksudkan bahwa pemuda harus memiliki daya dalam menghadapi setiap persoalan yang akan datang. Karena hanya pemuda yang menjadi kunci agar perubahan terus bergerak.
Hal inilah yang kemudian memberikan keberanian bagi para pendiri bangsa untuk melakukan perubahan terhadap tanah kelahirannya. Baik dalam bentuk gerakan maupun cara pandang. Hari ini, sudah banyak pemuda sadar akan kewajibannya sebagai pemegang estafet bangsa, sekalipun juga tidak sedikit yang sadar tetapi belum menyadari. Terjadinya perubahan yang lebih baik bukan sebatas ada dalam pikiran (sadar), namun juga terbentuk dalam gerakan dan mencapai target sebagai pencapaian (menyadari).
Sudah banyak tokoh Jawa Timur yang menjadi bagian penting dalam memajukan Indonesia. Termasuk Nahdlatul Ulama (NU) yang sampai detik ini masih tetap kokoh dalam pendiriannya bahwa tak ada harga bagi Indonesia kecuali nyawa. Ulama-ulama terdahulu adalah pemuda berkualitas dengan perbagai tantanganya. Mereka mengerahkan potensi di masanya, bergerak di masanya, dan mencapai cita-cita NU bersama sama di masanya pula. Pertanyaannya, lalu apa yang bisa diberikan melalui Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) kepada NU di masa ini?
Tantangan IPNU Jawa Timur
Menjadi organisasi yang mewadahi para pemuda tentu bukanlah identitas yang biasa-biasa saja. IPNU Jawa Timur dengan kuantitasnya yang besar, semangat dan tenaga yang masih berapi-api memiliki tanggungjawab cukup berat untuk dirinya, masyarakat dan negara.
Ada beberapa tantangan dan beban yang harus dipenuhi hari ini IPNU Jawa Timur. Pertama, IPNU sebagai guide of value (pengawal nilai). Nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi budaya ketimuran dengan penuh norma menjadi tanggung jawab IPNU untuk terus dijaga. Bagaimana kemudian nilai-nilai tersebut tidak tergerus oleh berbagai gelombang budaya yang bergerak mengikuti zamannya.
Kedua, IPNU sebagai iron stock (pengganti). Bahwa kader IPNU diharapkan menjadi generasi pengganti untuk melanjutkan perjuangan para pemikir dan penggerak NU. Ketiga, IPNU sebagai agent of social change (perubahan sosial). Hal ini sesuai dengan cita-cita pendiri, KH M Tolchah Mansoer bahwa cita-cita IPNU membentuk manusia berilmu yang dekat dengan masyarakat, bukan manusia calon kasta elit dalam masyarakat. IPNU harus memberikan perubahan-perubahan sosial yang baik terhadap masyarakat yang dimulai dari anggotanya.
Sebagai bagian dari mewujudkan sebagaimana yang dipaparkan di atas, maka menurut penulis ada beberapa hal yang harus dilakukan IPNU Jawa Timur hari ini. Pertama, mewujudkan kemandirian organisasi dengan diawali dari pembinaan sumber daya anggota melalui IPNU entrepreneur di setiap tingkatan. Kedua adalah meneguhkan pemikiran dan gerakan IPNU Jawa Timur dalam bingkai keindonesiaan untuk mewujudkan ketahanan nasional melalui penguatan basis organisasi dan peningkatan pemahaman terhadap wawasan kebangsaan untuk NU dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tentu tidak cukup hanya sebatas itu saja, sebagaimana yang sudah dilakukan rekan Haikal Atiq Zamzami (Ketua PW IPNU Jawa Timur 2016-2018) memperkokoh sistem kaderisasi penguatan kelembagaan serta peningkatan program progresif sebagai wujud optimalisasi nilai-nilai Islam Nusantara. Dan saatnya melanjutkan bersama-sama mencapai target bersama.
Selebihnya, menjadi sia-sia konsep tertata rapi tetapi kemudian bergerak masing-masing tanpa menyatukan barisan bergerak merealisasikannya. Saatnya IPNU Jawa Timur bergerak dalam barisan dan berbaris dalam gerakan. Ingat, perjuangan merupakan wujud pengorbanan, pengabdian merupakan nilai keikhlasan, sedangkan puncak tertinggi dari keduanya adalah kebersamaan.
NU menaruh harapan besar kepada kader IPNU. Karenanya harus bersyukur, NU telah memberikan kesempatan untuk memperoleh doa KH M Hasyim Asy’ari untuk husnul khatimah bersama anak cucu semua. Amin.
*Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Ketua PC IPNU Kabupaten Sumenep Masa Khidmat 2015-2017.