Di dalam Islam, gerhana bulan maupun matahari, merupakan sebuah tanda dari sekian banyak tanda keagungan Allah SWT. Hakikatnya, Allah-lah yang berkehendak dan berkuasa menciptakan fenomena tersebut. Akal kita mencerapnya sebagai sebuah peristiwa alam yang melibatkan makhluk-makhluk Allah, yakni bumi, bulan dan matahari.
Oleh karenanya, sebagai muslim kita tidak semestinya menganggap bahwa peristiwa gerhana ada kaitannya dengan hidup atau mati seseorang. Gerhana tidak boleh dihubung-hubungkan dengan peristiwa tertentu seperti musibah, perkiraan akan terjadi sesuatu dan sebagainya.
Ketika terjadi gerhana, Islam mengajarkan agar kita banyak melakukan dzikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar. Pula banyak-banyaklah berdoa dan bersedekah, serta melaksanakan shalat sunnah gerhana.
Shalat gerhana hukumnya sunnah muakkad. Dilaksanakan secara berjamaah di mushola, masjid, aula, atau di lapangan sesuai kondisi jamaah dan tempat. Dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Pada rakaat pertama, membaca Al Fatihah dua kali, membaca surat dua kali serta rukuk sebanyak dua kali pula. Demikian juga pada rakaat kedua.
Dalam pelaksanaannya, pertama-tama adalah berniat. Dilanjutkan dengan takbiratul ihram, membaca doa iftitah, Al Fatihah, membaca surat kemudian rukuk. Setelah 'itidal, sujud dua kali dan berdiri lagi untuk rakaat kedua.
Di dalam shalat gerhana tidak ada adzan dan iqamah. Cukup dengan panggilan "Al-shalaatu jaami'ah."
Selesai shalat, dianjurkan untuk menyampaikan khuthbah dua kali seperti khuthbah jum'at. Isi khutbahnya berupa pesan mengingatkan manusia agar semakin yakin akan kebesaran Allah dan takut pada azab-Nya. Perbanyak istighfar serta peduli terhadap penderitaan orang lain.Di akhir khutbah diisi dengan doa bersama.Sebelum selesai gerhana dianjurkan untuk memperbanyak dzikir.
Melalui tulisan ini saya mengimbau kepada masyarakat, baik PNS, karyawan pabrik/perusahaan, para pelajar dan para santri agar semuanya mengikuti shalat gerhana pada waktunya. Semoga Allah Swt mengampuni dosa kita. Aamiin.
Penulis adalah Rais Syuriah PCNU Kabupaten Purwakarta, Ketua MUI Purwakarta