Nasional

Yuk, Promosikan Seni, Budaya, Pariwisata, dan Islam Indonesia Lewat Medsos

Sabtu, 23 April 2016 | 12:01 WIB

Jakarta, NU Online
Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi kembali menggelar diskusi. Kali ini temanya "Bagaimana Meningkatkan Kolaborasi Pengguna Media Sosial (Medsos) untuk Kepentingan Nasional?." Bertempat di Kantor Gerakan Pemuda Ansor, Jalan Kramat Raya 65 A, Jakarta Pusat, Jumat (22/4).

Hadir sebagai narasumber: Hasanudin Ali (Pengurus Gerakan Pemuda Ansor), Andri Sofyansyah (Sutradara Film, Beauty and The Best), Chamad Hojin‎ (Jurnalis), Unggul Sudrajat (Peneliti Keris, Galeri Omah Nara), Annisa Junaidi (Inisiator Forum Komunikasi Komunitas-Komunitas di Sumatera Barat), Hariqo Wibawa Satria (Direktur Eksekutif Komunikonten), dan di moderatori oleh Hafyz Marshal.

Pembicara pertama, Hariqo Wibawa Satria (34 th) menjelaskan, kolaborasi membuktikan seseorang atau sebuah komunitas tidak hanya mampu bekerja, namun juga bekerja sama. Kolaborasi merupakan indikator sukses sebuah komunikasi. Kolaborasi untuk para pengguna medsos ini dalam rangka mempromosikan Indonesia untuk kepentingan yang lebih luas.

"Sekurangnya ada tiga isu utama medsos; keamanan, kreatifitas dan kolaborasi, kita akan menjawab pertanyaan, bagaimana meningkatkan kolaborasi diantara pengguna medsos untuk kepentingan nasional, saya yakin, baik narasumber  maupun peserta diskusi ini akan memberikan tipsnya," jelas Hariqo Wibawa Satria membuka acara diskusi tersebut.

Pembicara kedua, Unggul Sudrajat (29 tahun) menceritakan pengalamannya bersama kawan-kawannya mempopulerkan keris di media sosial. "Untuk mempopulerkan sesuatu lewat medsos kita harus paham dan menguasai betul apa kontennya," jelas Unggul Sudrajat yang juga peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kemendikbud RI ini.

Unggul Sudrajat bersama dua alumnus UGM lainnya, bahkan pergi dan tinggal di Sumenep, Madura untuk melihat 422 perajin keris. Selain belajar, Unggul juga memberikan pelatihan sederhana tentang media sosial untuk promosi. "Sekarang tagar #keris di Instagram mencapai 15 ribuan, kalau di facebook sudah banyak, sebelumnya mereka sudah mengenal medsos, kita memperkuat kolaborasinya saja," jelas Unggul Sudrajat yang sudah menulis buku dan banyak artikel tentang keris ini. Kini Unggul merintis usaha dengan mendirikan Galeri Omah Nara yang menjual berbagai barang antik.

Pembicara keempat, Chamad Hojin seorang jurnalis menjelaskan, kolaborasi antara jurnalis dengan pengguna media sosial sudah lama terjadi, misalnya jika seseorang memposting hal yang dianggap menarik oleh media, maka jurnalis akan menghubungi untuk memperdalam informasi untuk kemudian diberitakan. "disini kita berharap, para pengguna medsos memiliki data, atau memiliki no kontak dari lapangan yang bisa dihubungi untuk menggali berita," ungkap Chamad.

Oleh karena itu, menurut Chamad Hojin, semakin banyak hal-hal positif, hal-hal yang inspiratif, informasi kuliner, pariwisata, sumber daya alam Indonesia yang diposting di media sosial, maka akan semakin banyak bahan berita bagus untuk media. "Jujur saja, sebelum ada medsos, jurnalis banyak mencari berita sendiri, namun dengan adanya medsos, jurnalis sangat terbantu dengan berbagai informasi dan pembicaraan masyarakat di medsos," tambahnya.

Pembicara kelima, Annisa Junaidi, inisiator Forum Komunikasi Komunitas-Komunitas di Sumatera Barat dalam presentasinya menceritakan tentang kolaborasi pengguna media sosial di Sumatera Barat. "Saya pribadi melihat hal ini ketika Gempa Bumi di Sumbar tahun 2009, saat itu anak-anak muda di Sumatera Barat tidak hanya turun membantu di lapangan, namun juga menggalangan bantuan lewat twitter dan facebook," jelas Annisa.

Setelah itu, mulailah komunitas-komunitas di Sumatera Barat sering berkumpul dan membuat wadah dengan nama Forum Komunikasi Komunitas-Komunitas di Sumatera Barat dengan akun twitter @SocmedSumbar.

Banyak hal yang sudah dilakukan seperti bersih pantai bersama, mempromosikan kuliner, pariwisata, produk lokal dan budaya Minangkabau. "Bahkan banyak tempat wisata di Sumbar yang ditemukan oleh teman-teman komunitas, kemudian dipromosikan sendiri dan mendatangkan wisatawan, sehingga membantu perekonomian masyarakat sekitar, sebagai contoh dapat dibaca di," jelas Annisa Junaidi yang juga pernah menjadi finalis Kartini Next Generation 2014 mewakili pulau Sumatera. Annisa Junaidi juga memberikan kursus bahasa Inggris gratis lewat internet kepada anak-anak muda.

Pembicara keenam, Hasanuddin Ali, Pengurus PP Gerakan Pemuda Ansor dalam presentasinya pentingnya diskusi seperti ini guna mengingatkan kita pada hal-hal pokok bagi bangsa Indonesia yang tidak bisa diubah. Ia mengatakan, salah satu isu yang menjadi fokus GP Ansor di media sosial adalah tentang mempertahankan keutuhan NKRI, mempromosikan keberagaman, melawan propaganda radikalisme dan separatisme di media sosial.

"Sikap ini sudah turun-temurun diwariskan di Ansor, sekarang tinggal memperkuat gerakan kami di media sosial, sekarang ini kami dalam tahap pembenahan, setelah pelantikan Pengurus Pusat GP Ansor pada minggu ini, kami akan melakukan banyak perbaikan," jelas Hasanudin Ali.

Menurut Hasanuddin Ali, diskusi yang diadakan oleh Komunikonten ini semakin meyakinkan kami, bahwa Gerakan Pemuda Ansor perlu lebih serius dan fokus dalam mengelola media sosial.

"Gus Yaqut, Ketua Umum kami sangat mengapreasiasi diskusi ini, kolaborasi pengguna medsos untuk kepentingan nasional Indonesia harus terus dilakukan, kita tidak boleh berhenti melakukan ini hanya karena perbedaan-perbedaan yang sebenarnya kecil," papar Hasanudin Ali. (Red: Fathoni)


Terkait