Nasional

Warga Solo Buka Bersama Sinta Nuriyah di Loji Gandrung

Senin, 22 Juli 2013 | 02:03 WIB

Solo, NU Online
Halaman rumah dinas walikota Solo, Loji Gandrung, pada Sabtu (20/7) sore kemarin terlihat lebih ramai dari biasanya. Sekitar 300 orang yang berasal dari wilayah Solo dan sekitar hadir ke tempat ini untuk mengikuti dialog dan buka puasa bersama Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.<>

Kota Solo menjadi salah satu kota langganan untuk digelarnya kegiatan buka puasa bersama keluarga Gus Dur ini pada setiap tahunnya ketika bulan Ramadhan tiba. Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Pemkot Solo dan Keluarga alumni Ma’had Al Muayyad (Kamal) Solo ini mengangkat tema dialog "Puasa: Sekolah untuk Kesabaran dan Kejujuran".

Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya ketika istri dari Presiden RI ke-4 ini bisa kembali hadir di Kota Solo. Ia juga menuturkan bahwa Solo yang baru saja mendeklarasikan diri sebagai kota Shalawat terus berupaya menciptakan suasana kota yang nyaman, aman, dan kondusif.

“Solo sudah kita tetapkan sebagai kota Shalawat,” tegasnya.

Sementara Sinta Nuriyah menuturkan bahwa kegiatan ini sudah dilakukannya sejak Gus Dur masih menjadi presiden. Tidak hanya buka puasa bersama yang dilakukan, sahur bersama pun juga ia lakukan dalam setiap tour Ramadhannya.

Di hadapan para warga yang hadir, Sinta menyatakan bahwa tema dialog yang diusungnya ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi bangsa saat ini. “Setiap tahun temanya berubah-ubah sesuai kondisi bangsa,” ujar perempuan kelahiran Jombang, 8 Maret 1948 ini.

Dalam kesempatan tersebut, sosok yang dikenal pluralis ini juga menyatakan, “kita ini hidup di negara Bhinneka Tunggal Ika. Artinya Indonesia ini terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama.”

Mengingat kondisi bangsa yang belakangan ini sering terjadi konflik antar kelompok agama maupun suku, lewat pernyataannya tersebut, Sinta ingin mengajak kepada semuanya untuk senantiasa berbagi kasih dan sayang dalam hal kemanusiaan.

Ia menuturkan bahwa banyak yang berpuasa namun tidak tahu makna dan hakekat puasa itu sendiri. Puasa bukan hanya sebatas pengguguran kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya semata. Namun dari puasa kita belajar memaknai hidup lewat mereka yang kurang mampu agar kita saling berbagi.

“Ternyata kaum muslimin dan muslimat ketika menjalankan puasa masih banyak yang belum mengerti tentang makna dan hakekat puasa yang sesungguhnya. Islam itu sangat menjunjung tinggi kemanusiaan maka dari itu kita diajarkan untuk saling berbagi,” tandasnya.

Ia menegaskan bahwa inti dari puasa itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga. Lebih dari itu adalah supaya kita sebagai hamba menjadi orang-orang yang bertakwa seperti yang telah tertuang dalam QS Al-Baqarah ayat 183.




Redaktur    : A. Khoirul anam
Kontributor: Ahmad Rodif Hafidz


Terkait