Bogor, NU Online
Ulama Kota Bogor, KH Firdaus Rabu di Bogor mengatakan, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan sosok yang berperan besar dalam menyuburkan budaya toleransi, saling menghargai dan menghormati, kebersamaan dan persaudaraan sesbagai sesama anak bangsa.
<>
“Gus Dur telah mengajarkan bangsa ini betapa pentingnya toleransi dan kebersamaan dalam mencapai cita-cita bersama sebagai sebuah bangsa. Gus Dur sosok perekat bangsa,” ujar KH Firdaus yang juga pengasuh Pesantren Nurul Huda Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor.
Keluarga Pesantren Nurul Huda dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Tanahsareal pada Rabu menggelar haul ke-3 KH Abdurrahman Wahid, yang dipusatkan di Aula Gedung MI pesantren tersebut.
Kegiatan ini dihadiri 50 orang peserta, terdiri dari guru-guru MI dan Pesantren Nurul Huda. Selain itu, puluhan pimpinan pesantren, majelis ta’lim, majelis dzikir dan aktivis pemuda.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta membacakan dzikir dan tahlil, mengenang tiga tahun kepergian KH Abdurrahman Wahid. KH Abdurrahman Wahid wafat pada 30 Desember 2010 di RSCM Jakarta dan dikebumikan di kompleks Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Pengasuh Pesantren Pegiat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Dr. Ifan Haryanto mengemukakan, Gus Dur merupakan salah satu tokoh terbesar yang pernah dimiliki bangsa ini. Peringatan haul yang digelar setiap tahun di berbagai penjuru Nusantara menunjukkan kecintaan tulus dan mendalam yang ditunjukkan bangsa ini terhadap sosok presiden ke-4 RI tersebut.
“Gus Dur memang telah pergi tiga tahun silam. Namun apa yang beliau ajarkan dan tinggalkan bagi bangsa ini bersifat abadi, tidak pernah mati. Bahkan Gus Dur tidak hanya berjasa bagi bangsa ini, tetapi juga bagi dunia Islam,” papar Ifan.
Bahrul Huda Tanahsareal, H. Alwi mengatakan, Gus Dur merupakan guru bangsa yang memiliki jasa besar bagi terwujudnya demokrasi dan kedamaian di Indonesia. Apa yang sudah disumbangkan Gus Dur bagi umat Islam dan bangsa Indonesia perlu diparesiasi.
Oleh karena itu, lanjut Alwi, setiap tahun pihaknya selalu menggelar haul Gus Dur. Hal tersebut tak lain sebagai bentuk apresiaasi terhadap Gus Dur, sekaligus sebagai do’a dan upaya untuk menginternalisasi berbagai yang diajarkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pimpinan Harian Pesantren Al-Um Pagentongan, Ustad Muhtadin menambahkan, generasi muda bangsa perlu belajar banyak dari almarhum Gus Dur dalam banyak hal.
“Gus Dur telah banyak memeberikan pelajaran dan berjasa bagi bangsa ini. Tidak hanya soal toleransi dan demokrasi, namun juga menyangkut bagaimana bangsa ini membangun kemandirian, berdaya saing dan disegani bangsa-bangsa lain di dunia,” tegas dia.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Fahir