Jakarta, NU Online 

Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta menggelar Kuliah Umum dengan narasumber Dosen Antropologi di King Fahd Potroleum University, Arab Saudi Sumanto Al-Qurtubi di kampus Unusia, Matraman, Jakarta , Sabtu (6/7).

Acara yang berlangsung di aula lantai empat itu mengusung tema Antara Moderatisme dan Ekstremisme: Trend dan Perubahan Pola Keberislaman di Indonesia dan Arab Saudi. 

Ketua panitia Naeni Amanullah mengatakan, pihaknya menghadirkan Sumanto dengan tema tersebut karena pembicara dianggap memahami tentang keberagamaan di Arab Saudi. "Jadi, informasi beliau, kesaksian beliau tentang keberadaan keberagamaan di Arab itu sangat penting," katanya. 

Ia memandang, selama ini, banyak masyarakat Indonesia yang melihat perbedaan terhadap ekspresi keberagamaan seperti cadar dengan stigma dan pandangan negatif. Persoalan yang bukan prinsip itu, baginya tidak perlu dibesar-besarkan karena hanya tradisi yang ada di Arab. 

"Bukan itu yang utama dalam Islam, kalau faktor cadar dan sebagainya itu bagian dari tradisi, kalau kemudian itu dikuatkan oleh agama, itu hal lain," katanya. 

Oleh karena itu, ia berharap, ke depan masyarakat lebih baik dalam memandang dan menilai ekspresi keberagamaan orang lain dengan cara membedakan antara ajaran Islam dan tradisi. 

"Ke depan perlu membangun kesepahaman yang lebih baik, pemahaman yang baik mengenai kondisi-kondisi sosio-kultural yang menjadi latar belakang dari ekspresi-ekpresi keberagamaan di Indonesia," pungkasnya. (Husni Sahal/Muiz)