Jakarta, NU Online
Ibnu Taimiyah adalah salah seorang tokoh yang sering dijadikan panutan kelompok Islam ekstrem. Pemikirannya sering mengilhami gerakan mereka. Padahal, Ibnu Taimiyah sendiri tidak pernah mudah memvonis kafir orang lain.
<>
Hal ini disampaikan ulama asal Tunisia yang juga Rektor Universitas Zaitunah, Tunisia, DR. Abdul Jalil Salim, saat berbicara pada Kuliah Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta di aula PBNU, Senin (16/12).
"Saya tahu Ibnu Taimiyah, saya kenal keluarga Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah tidak pernah mengkafirkan orang lain," ungkap DR. Abdul Jalil melalui moderator sekaligus penerjemahnya
DR Abdul Jalil pun merasa heran jika ada pengikut Ibnu Taimiyah yang suka menuduh selain kelompoknya adalah kafir. Selain mengutip Ibnu Taimiyah, DR. Abdul Jalil juga mengutip pernyataan Ibnu Khaldun yang mempersilahkan kepada umat islam untuk memilih salah satu aliran atau kelompok yang ada.
"Silahkan Anda mau Ahlussunah, Mu'tazilah, Syiah, atau yang lainnya, tapi ingat, Anda jangan mengkafirkan orang lain," tambahnya
Selain itu, DR. Abdul Jalil pun menyampaikan bahwa penganut Asy'ariyah yang ada di dunia ini sekitar 1,5 Milyar jiwa, sementara penganut kelompok yang suka mengkafirkan selain kelompoknya adalah sekitar 40 sampai 60 juta jiwa. Artinya, jika penganut Asy`ariyyah yang sering menjadi sasaran penagfiran termasuk kelompok kafir maka umat Islam yang ada di dunia ini sangat sedikit sekali.
Ia pun mengungkapkan bahwa Islam yang benar adalah ummatan wasatha, umat yang moderat sebagaimana dianut oleh kalangan Ahlussunah Waljamaah, ummatan wasatha ini merujuk kepada Surat Albaqarah ayat 143, waja`alnakum ummatan wasathan, uniknya, ternyata pernyataan ummatan wasatha ini berada persis di tengah-tengah surat Albaqarah yang berjumlah 286 ayat.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj, Ketua STAINU Jakarta, HM Mujib Qulyubi, MH, Direktur Pascasarjana STAINU Jakarta, Prof. Dr. Ishom Yusqi dan para mahasiswa STAINU Jakarta. (Ais Luthfi/Mahbib)