Nasional

Ubi Rebus Di antara Kang Said dan Ebrahimian

Kamis, 7 November 2013 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengunyah ubi rebus yang dihidangkan di meja pertemuan lantai tiga gedung yang dibangun masa Presiden KH Abdurrahman Wahid Kamis sore, (7/11). Ubi rebus itu dihidangkan bersama makanan lain serta minuman teh dan air minreal.
<>
Kemudian kiai asal Cirebon yang mengenakan batik dan kopiah hitam meminta Hojjatollah Ebrahimian yang berjas hitam untuk mencoba makanan yang tumbuh merambat itu. Perwakilan dari Embassy of the Islamic Republic of Iran Jakarta itu pun mencobanya.  

“Setalah ke Indonesia, saya menemukan makanan dan buah-buahan yang baru. Tapi sayangnya, saya kadang tidak tahu cara memakannya,” kata dia sambil mengganyang ubi rebus yang ditawarkan.

“Kapan-kapan nanti makan duren atau salak,” anjur Kiai Said sambil ketawa.

“Sebelum ke sini, saya pergi dulu ke kota Qum. Saya membeli oleh-oleh ini,” terang Ebrahimian. Ternyata isinya cincin khas Iran.

Kiai Said pun memberikan buku Atlas Walisongo, buku karya Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU, Agus Sunyoto. Kiai yang akrab disapa Kang Said menjelaskan, buku 9 ulama yang berhasil mengislamkan Indonesia melalui pendekatan budaya.

Perwakilan Kedutaan Besar Iran di bagian budaya mengangguk-angguk, “Kami berminat menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Parsi,” ujarnya.  

Sebelumnya, kedua orang ini, didampingi seorang penerjemah, ngobrol panjang tentang kebudayaan Islam di negara masing-masing. Kedua belah pihak sepaham bahwa setiap negara Islam memilikia kebudayaan berbeda-beda. Indonesia berbeda dengan Iran, Arab Saudi berbeda dengan Libya, Afganistan berbeda dengan Mesir.

Ebrahimian pada kesempatan itu mengajak PBNU untuk bekerjasama dalam seminar yang akan digelar tiga bulan ke depan. Seminar yang akan bertema Al-Quran sebagai poros umat Islam itu akan mengundang tokoh-tokoh Muslin internasional. Ebrahimian meminta PBNU untuk mengundan tokoh-tokoh Muslim Indonesia pada seminar itu.

Ebrahimian juga meminta PBNU untuk mengadakan kerjasama saling mengunjungi tokoh-tokoh agama dua negara. (Abdullah Alawi)
 


Terkait