Nasional

Tradisi Mudik Bangun Solidaritas Muslim

Senin, 5 Agustus 2013 | 13:03 WIB

Jakarta, NU Online
Kegiatan pulang kampung (mudik) yang menjadi tradisi masyarakat Indonesia dapat menumbuhkan nilai-nilai positif. Mudik bukan sekadar bertemu keluarga besar. Kegiatan mudik antara lain dapat membangun solidaritas yang kuat di kalangan muslim.
<>
Demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj yang kerap disapa Kang Said usai pelepasan 33 rombongan bis mudik bareng PBNU di Kantor PBNU lantai tiga, jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8) sore.

“Selain mengobati kerinduan pada kampung halaman, tradisi mudik juga merekatkan kembali elemen-elemen sosial di kalangan umat Islam,” kata Kang Said.

Tradisi mudik orang Indonesia setiap perayaaan Idul Fithri tidak hanya menyasar solidaritas �kalangan muslim secara individu. Mudik juga dapat menjalin kembali silaturahmi antarorganisasi Islam, tambah Kang Said.

Silaturahmi dalam kegiatan mudik tahunan, sambung Kang Said, menemukan maknanya yang sangat luas. Dengan demikian perbedaan dan perselisihan baik antarindividu maupun antarormas Islam tidak lagi dipersoalkan.

Kecuali itu, mudik sendiri menjadi ruang nostalgia kampung halaman bagi para pemudik. Pada gilirannya, mudik akan menggerakkan para pemudik untuk turut serta memerhatikan dinamika kampungnya, tutup Kang Said.


Penulis: Alhafiz Kurniawan


Terkait